Terimbas Kenaikan Cukai Rokok, Laba Bersih Gudang Garam (GGRM) Tergerus 59 Persen di Semester I 2022

Dinar Fitra Maghiszha
Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 59 Persen, Tergerus Cukai Rokok. (Foto: MNC Media)

JAKARTA, iNewsSerpong.id – Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp956,14 miliar di semester I 2022. Namun hasil tersebut tersebut anjlok 59,37% dibandingkan periode yang sama dibanding tahun lalu senilai Rp2,35 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan GGRM, Jumat (29/7/2022), penurunan laba produsen rokok itu terjadi meskipun pendapatan perseroan bertumbuh 1,82% menjadi Rp61,67 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Penjualan rokok di pasar domestik mendominasi pemasukan perseroan. Secara rinci, penjualan sigaret kretek mesin berkontribusi besar terhadap pemasukan yakni total mencapai Rp56,51 triliun, sedangkan sigaret kretek tangan senilai Rp4,17 triliun.

Adapun penjualan rokok klobot menyerap pemasukan sebesar Rp8,43 miliar, sedangkan kertas karton sebanyak Rp834,21 miliar, disusul pemasukan lain-lain Rp99,02 miliar.

Demikian laporan keuangan GGRM di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/7/2022).

Namun, GGRM menanggung beban pokok penjualan yang membengkak hingga Rp56,53 triliun atau naik 4,37% dari semester pertama tahun 2021 sebesar Rp54,16 triliun.

Secara rinci, perseroan menanggung beban terbesar yang datang dari kenaikan pita cukai, PPN, dan pajak rokok mencapai Rp50,70 triliun, atau naik 10,68% dibandingkan semester pertama tahun lalu senilai Rp45,81 triliun.

Hal tersebut ditambah dengan adanya kenaikan biaya transportasi, pengangkutan, iklan, promosi, dan beban pemasaran lain total mencapai Rp1,12 triliun, dari sebelumnya Rp980,65 miliar.

Performa kinerja paruh pertama tahun ini membuat laba per saham dasar GGRM merosot menjadi Rp497, dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1.223.

Selain itu, GGRM mencatat penurunan total aset per 30 Juni 2022 sebesar 7,03% menjadi Rp83,63 triliun, dibandingkan akhir 2021 senilai Rp89,96 triliun. Ini terjadi akibat adanya penurunan kewajiban pembayaran utang sebanyak 9,64% menjadi Rp27,17 triliun, dan penyusutan modal sebesar 5,68% menjadi Rp55,91 triliun.(*)

 

Editor : A.R Bacho

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network