JAKARTA, iNewsSerpong.id - Inilah jarak kehamilan ideal yang perlu diketahui bagi para orang tua maupun pasangan pengantin baru. Hal ini penting karena bila jarak usia kehamilan, jumlah anak dan waktu kehamilan tidak direncanakan, maka dapat timbul berbagai konsekuensi yang merugikan orang tua maupun anak.
Menurut penelitian dari Universitas Harvard, perempuan yang melahirkan dengan jarak waktu berdekatan dapat merugikan ibu dan anak. "Ibu yang mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, memiliki resiko konsekuensi negatif seperti komplikasi saat kehamilan maupun melahirkan, perawatan kehamilan yang tertunda, kehamilan prematur, bahkan gangguan pada mental," kata Head of Medical Department of Bayer Pharmaceutical dr Dewi Muliatin Santoso, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (24/12/2023).
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10 persen wanita hamil dan 13 persen wanita yang baru saja melahirkan di dunia, mengalami gangguan mental dalam periode ini, terutama depresi. Persentase ini bahkan lebih tinggi di negara berkembang, yang mencapai 15,6 persen selama kehamilan dan 19,8 persen setelah persalinan.
Dia menjelaskan, mengetahui jarak kehamilan ideal membantu para orang tua agar dapat optimal dalam mengasuh anak. Dilihat dari berbagai penelitian yang dilakukan lembaga riset gizi dan kesehatan di dunia, kurang gizi, penyakit kronis, perkembangan otak dan beberapa indikator kualitas hidup lainnya, ditentukan oleh kualitas 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak.
Pola pengasuhan dan gizi anak dalam periode ini memiliki dampak besar pada perkembangannya, yang jika tidak diperhatikan, dapat membawa efek negatif bagi sang buah hati. "Dengan mengatur jarak kehamilan, para Ibu dapat mempersiapkan kesehatan si ibu, anak, dan keluarga semaksimal mungkin sehingga menciptakan suasana yang mendukung perkembangan optimal anak," ujar dia.
Lantas, bagaimana mengatur jarak kehamilan agar ideal?
WHO menyarankan, idealnya ibu yang baru melahirkan memberi jarak 24 bulan atau dua tahun sebelum mencoba kehamilan berikutnya. Salah satu cara mengatur jarak kehamilan yakni dengan menggunakan kontrasepsi.
Saat ini, sudah banyak jenis kontrasepsi yang dapat dipilih. "Di antara berbagai pilihan kontrasepsi, ibu dapat memilih kontrasepsi yang tepat dengan berkonsultasi terlebih dulu pada dokter agar tidak menggangu masa menyusui yang penting bagi tumbuh kembang optimal anak," jelas dr Dewi.
Misalnya, penggunaan kontrasepsi hormonal seperti pil KB kombinasi (COC) dari Bayer dengan levenorgestrel progestin rendah, sehingga tidak memengaruhi produksi dan kualitas air susu ibu (ASI). Lalu, setelah tidak menyusui, penggunaan pil KB kombinasi dapat mulai dikonsumsi lagi.
Pil KB kombinasi yang mengandung drospirenon, misalnya, memiliki berbagai manfaat tambahan seperti menjaga berat badan tetap stabil, mencegah timbulnya jerawat, dan menjaga kondisi rambut dan kulit, melancarkan siklus haid serta mengurangi gejala pra-menstruasi (PMS). "Pilihlah kontrasepsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dengan berkonsultasi terlebih dulu pada dokter."
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait