JAKARTA, iNewsSerpong.id - Contoh ceramah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW sedang banyak dicari karena sebentar lagi umat Islam akan memperingati momen penting tersebut.
Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab, yaitu malam ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit dan bertemu dengan Allah SWT.
Sebelum membahas tentang contoh ceramahnya, mari kita simak struktur ceramah agar mudah memahaminya.
Struktur Ceramah
Struktur ceramah adalah susunan bagian-bagian dari teks ceramah yang berisi pendahuluan, isi, dan penutup. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang masing-masing bagian:
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang berisi salam pembuka, ucapan syukur, penghormatan, dan pengantar materi. Tujuan dari pendahuluan adalah untuk menarik perhatian, membangun kredibilitas, dan memberikan gambaran umum tentang topik ceramah.
2. Isi
Isi adalah bagian yang berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari materi yang disampaikan. Isi ceramah harus disusun secara logis, sistematis, dan runtut. Isi ceramah juga harus mengandung gagasan utama dan gagasan pendukung yang relevan dengan topik ceramah.
3. Penutup
Penutup merupakan bagian yang berisi penutup materi, kesimpulan, pesan, saran, harapan, ucapan permohonan maaf, dan salam penutup. Tujuan dari penutup adalah untuk mengulang poin penting, memberikan kesan akhir, dan mengajak pendengar untuk bertindak sesuai dengan materi ceramah.
Dilansir dari berbagai sumber inilah contoh ceramah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW:
Contoh ceramah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
1. Hikmah Isra Mi'raj
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bapak/Ibu dan jamaah yang dimuliakan oleh Allah SWT
Dalam peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW mendapatkan banyak hikmah, pelajaran, dan anugerah, salah satunya adalah perintah salat lima waktu.
Salat lima waktu adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Salat lima waktu adalah ibadah yang paling utama dan paling dicintai oleh Allah SWT.
Salat lima waktu adalah sarana untuk bersyukur, berdoa, memohon ampun, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Namun, sayangnya banyak di antara kita yang masih mengabaikan, menunda, atau melalaikan salat lima waktu. Padahal, salat lima waktu adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan, karena akan berdampak buruk bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ma’un ayat 4-5:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (٥)
Artinya: "Maka celakalah orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya."
Oleh karena itu, mari kita ambil hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yaitu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas salat lima waktu kita. Mari kita salat dengan khusyuk, tepat waktu, berjamaah, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Mari kita jadikan salat lima waktu sebagai kebutuhan, bukan sebagai beban. Mari kita jadikan salat lima waktu sebagai kebahagiaan, bukan sebagai kesedihan.
Semoga Allah SWT memberikan kita hidayah, taufik, dan istiqamah untuk melaksanakan salat lima waktu dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menerima salat lima waktu kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang shalih dan shalihah. Aamiin.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
2. Keutamaan Salat Lima Waktu
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk dan kebijaksanaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW serta umat Islam dalam peristiwa Isra Miraj. Hari ini, mari kita mendalami keutamaan Salat lima waktu, sebuah ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam.
Salat lima waktu bukan sekadar rutinitas, melainkan perintah langsung dari Allah SWT yang menjadikannya sebagai tiang agama dan rukun kedua dalam Islam. Keutamaan Salat lima waktu sangatlah besar, dan mari kita sejenak merenung bersama tentang hal ini.
Pertama-tama, Salat lima waktu adalah ungkapan syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat hidup, kesehatan, rezeki, dan segala karunia-Nya. Dalam setiap sujud dan rukuk, kita menyadari bahwa segala yang kita miliki berasal dari-Nya, dan Salat adalah bentuk terbaik untuk bersyukur atas anugerah tersebut.
Selanjutnya, Salat lima waktu adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah SWT dan memohon pertolongan, ampunan, hidayah, serta rahmat-Nya. Dalam setiap gerakan Salat, kita merasa dekat dengan Sang Pencipta, menyampaikan segala keinginan dan kebutuhan kita, serta memohon perlindungan dari-Nya.
Salat lima waktu juga memiliki fungsi membersihkan diri kita dari dosa, kesalahan, dan keburukan. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Apakah kalian melihat jika ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah masih tersisa kotoran di badannya?" Dengan tegas, beliau menjelaskan bahwa Salat adalah sarana yang mampu menghapus dosa-dosa kita.
Selain itu, Salat lima waktu melibatkan gerakan tubuh yang teratur, membantu menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Tubuh kita dilatih untuk bergerak, berdiri, rukuk, sujud, dan duduk dengan tertib. Selain itu, Salat juga memberikan ketenangan jiwa, mengurangi stres, cemas, dan marah yang sering menghampiri kita dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dari itu, Salat lima waktu adalah cara kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan iman serta taqwa kita. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya sebaik-baik amal adalah salat pada awal waktunya." Inilah momen paling dekat antara hamba dan Tuhannya. Oleh karena itu, saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, mari kita bersama-sama menjaga Salat lima waktu dengan baik dan benar. Jangan biarkan kita meninggalkannya atau menundanya tanpa alasan yang syar’i. Jangan sampai kita melalaikan atau melaksanakannya dengan asal-asalan. Ingatlah bahwa Salat lima waktu adalah kewajiban paling utama dan paling berharga di sisi Allah SWT.
Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan keteguhan hati untuk mempertahankan Salat lima waktu sebagai bentuk ibadah yang utama dan penuh keberkahan. Amin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillah, wa syukurillah, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan petunjuk dan kebijaksanaan kepada umat-Nya.
Hari ini, di penghujung bulan Rajab, mari kita bersama menilik kembali satu peristiwa agung yang penuh hikmah, peristiwa Isra Miraj, perjalanan Nabi Muhammad SAW yang luar biasa. Dari peristiwa ini, kita dapat menggali dua pelajaran berharga, yaitu tentang ketaatan sempurna dan keajaiban tak terhingga dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pelajaran pertama, kita saksikan ketaatan Nabi Muhammad SAW yang tiada tandingnya. Beliau senantiasa menerima dan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya tanpa keraguan dan tanpa kompromi. Dalam Isra Miraj, beliau melaksanakan setiap titah Ilahi dengan ketulusan hati, kepatuhan sepenuhnya, dan penyerahan diri yang sempurna. Tidak ada keluhan, tidak ada penundaan, tidak ada pengingkaran.
Ketaatan ini bukanlah sekadar kewajiban, wahai saudara-saudaraku, melainkan manifestasi nyata dari iman dan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَنْ تَوَلّٰى فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗ
"Barangsiapa yang taat kepada Rasul, maka sesungguhnya ia telah taat kepada Allah." (QS. An-Nisa’: 80).
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.'" (QS. Ali Imran: 31)
Maka marilah kita jadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai teladan. Mari kita wujudkan ketaatan kita melalui pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan segera dan sempurna, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya dengan penuh kehati-hatian dan ketegasan. Mari kita ikuti jejak beliau dengan ikhlas dan istiqamah, dalam suka maupun duka, mudah maupun sulit.
Pelajaran kedua, Isra Miraj juga menyingkapkan keajaiban dan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala yang tiada duanya. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Masjidil Aqsa, kemudian menembus langit hingga Sidratul Muntaha, menyingkapkan kuasa dan kemuliaan Allah yang tak terbayangkan. Beliau diperlihatkan pemandangan dan peristiwa yang tak pernah diimpikan orang sebelumnya.
Keajaiban ini, saudara-saudaraku, menjadi bukti nyata bahwa tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah SWT berfirman:
اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ ٤٩
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan takdir." (QS. Al-Qamar: 49).
اِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ اِذَآ اَرَدْنٰهُ اَنْ نَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ࣖ
"Dan apabila Kami menghendaki sesuatu, maka Kami hanya mengatakan kepadanya: 'Jadilah', maka jadilah ia." (QS. An-Nahl: 40)
Maka marilah kita yakini sepenuh hati bahwa kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala tak terbatas. Apa yang kita anggap sulit, bagi-Nya mudah. Apa yang kita anggap mustahil, bagi-Nya mungkin. Dengan keyakinan ini, marilah kita senantiasa berikhtiar, berserah diri, dan berharap hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Demikianlah, saudaraku, dua pelajaran berharga yang bisa kita petik dari Isra Miraj. Marilah kita jadikan peristiwa ini bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan momentum untuk memperkuat ketaatan, memperteguh iman, dan memperdalam keyakinan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Persaudaraan dan Persatuan Umat Islam
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk dan kebijaksanaan kepada umat-Nya. Hari ini, mari kita bersama-sama merenungi ibrah yang dapat kita petik dari peristiwa Isra Miraj, khususnya mengenai persaudaraan dan persatuan umat Islam.
Dalam perjalanan Isra Miraj, kita dapat melihat bagaimana Nabi Muhammad SAW menjalin persaudaraan yang erat dengan para nabi dan rasul terdahulu. Beliau tidak hanya sekadar bertemu dengan mereka, tetapi juga memimpin mereka dalam salat berjamaah di Masjidil Aqsa. Moment tersebut menjadi titik puncak kesatuan dan persaudaraan di antara para utusan Allah.
Persaudaraan dan persatuan umat Islam bukanlah sekadar pesan moral, melainkan amanah dan harapan yang diwariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara." (QS. Ali Imran: 103)
Rasulullah SAW juga menyampaikan pesan yang sangat jelas, "Orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, saudara-saudara yang dirahmati Allah, mari kita bersama-sama menjaga persaudaraan dan persatuan umat Islam. Mari kita saling membangun hubungan yang penuh cinta, kasih sayang, dan tolong-menolong di antara sesama muslim. Mari kita tinggalkan ego dan prasangka yang dapat merusak persatuan kita.
Lebih dari itu, marilah kita saling menghormati, menghargai, dan mengakui perbedaan serta keragaman di antara kita. Persatuan umat Islam bukanlah tentang keseragaman, melainkan kebersamaan dalam perbedaan. Kebersamaan ini diperkuat oleh kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, yang menjadi fondasi utama persaudaraan kita.
Dengan menjaga persaudaraan dan persatuan umat Islam, kita bukan hanya memenuhi amanah Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga merawat kekuatan dan keindahan umat ini. Mari kita bahu-membahu menghadapi tantangan dan cobaan dengan dukungan dan doa untuk satu sama lain, sebagaimana Nabi Muhammad SAW dan para rasul terdahulu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita untuk menjalankan persaudaraan dan persatuan ini dengan tulus dan ikhlas. Amin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Kedudukan dan Kehormatan Nabi Muhammad saw.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan rahmat-Nya memberikan bukti kasih sayang-Nya kepada kita, umat-Nya. Hari ini, mari kita bersama-sama merenungi kedudukan dan kehormatan Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Miraj, yang menjadi manifestasi nyata dari kasih sayang Allah SWT kepada beliau dan umat ini.
Dalam perjalanan Isra Miraj, kita dapat melihat bagaimana Allah SWT memuliakan Nabi Muhammad SAW dengan memberikan keistimewaan yang tidak diberikan kepada nabi dan rasul lainnya. Beberapa keistimewaan tersebut menjadi bukti konkret dari kedudukan luhur beliau di sisi Allah SWT, di antaranya adalah:
Pertama, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan penutup para nabi. Allah SWT dengan tegas berfirman dalam Al-Qur'an:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمً
"Muhammad itu tidaklah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup nabi-nabi." (QS. Al-Ahzab: 40).
Ini merupakan kehormatan yang menunjukkan akhir dari kenabian, di mana petunjuk Allah SWT sempurna melalui beliau.
Kedua, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin dan imam para nabi dan rasul. Dalam peristiwa Isra Miraj, beliau memimpin salat berjamaah di Masjidil Aqsa, bersama dengan para nabi dan rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa beliau bukan hanya nabi bagi umatnya, tetapi juga menjadi imam bagi seluruh rasul.
Ketiga, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dekat dengan Allah SWT. Dalam peristiwa Isra Miraj, beliau naik ke langit ketujuh dan bertemu langsung dengan Allah SWT tanpa perantara. Beliau mendengar suara Allah SWT dan melihat cahaya-Nya yang tiada taranya, menjadi bukti kekhususan dan kedekatan beliau dengan Sang Pencipta.
Keempat, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dicintai oleh Allah SWT dan para malaikat.
Allah SWT dengan penuh kasih sayang berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Ini merupakan panggilan agar kita, sebagai umat-Nya, juga memberikan penghormatan dan cinta kepada beliau.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menghormati dan mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan pembawa rahmat bagi seluruh alam. Marilah kita mengikuti sunnah dan ajaran beliau dengan sebaik-baiknya, menjadikan beliau sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari kita. Bershalawat dan bersalam kepada beliau adalah tanda kecintaan kita kepada utusan terakhir Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada kita, umat-Nya, atas kedudukan dan kehormatan Nabi Muhammad SAW. Amin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. Keimanan dan Keteguhan Hati
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan petunjuk dan contoh teladan dalam peristiwa Isra Miraj. Hari ini, marilah kita bersama-sama merenungi keimanan dan keteguhan hati yang luar biasa ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menghadapi ujian dan cobaan.
Dalam peristiwa Isra Miraj, kita dapat melihat betapa teguhnya keimanan dan hati para sahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka tidak gentar atau ragu dengan apa yang dialami dan diceritakan oleh Nabi.
Mereka tidak tergoyahkan oleh intimidasi atau tantangan yang datang dari orang-orang kafir. Bahkan, mereka tidak tergoda oleh bujukan dan godaan yang mungkin dilancarkan oleh syaitan. Mereka dengan kokoh berpegang pada jalan yang ditempuh oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Keimanan dan keteguhan hati merupakan modal utama untuk menghadapi ujian dan cobaan dalam kehidupan. Allah SWT dengan tegas menyatakan dalam Al-Qur'an:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ ٢١٤
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kemelaratan dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: 'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah: 214)
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan keteguhan hati kita dengan mengambil langkah-langkah konkrit seperti:
Pertama, membaca dan mempelajari Al-Qur'an serta hadits, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kitab suci ini menjadi sumber inspirasi dan pedoman dalam menjalani kehidupan dengan penuh keimanan.
Kedua, melaksanakan ibadah dan amal shaleh, serta menjauhi maksiat dan kemungkaran. Dengan ketaatan kepada perintah Allah, kita dapat memantapkan pondasi keimanan dan keteguhan hati.
Ketiga, bersabar dan bersyukur atas segala nikmat dan musibah yang menimpa kita. Sabar dan syukur merupakan wujud dari keteguhan hati yang dapat membawa kita melalui berbagai ujian.
Keempat, berdoa dan bertawakkal kepada Allah SWT atas segala urusan dan keputusan kita. Ketergantungan kepada-Nya menjadi penguat utama keteguhan hati.
Kelima, bersaudara dan bersatu dengan sesama muslim, serta saling menasehati dan membantu dalam kebaikan. Persatuan umat menjadi benteng kuat dalam mempertahankan keimanan dan keteguhan hati.
Dengan meningkatkan keimanan dan keteguhan hati kita, insya Allah, kita dapat menghadapi segala ujian dan cobaan dengan penuh keyakinan dan keberanian. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian contoh ceramah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Semoga dapat memberikan gambaran tentang ceramah Isra Mi’raj.(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait