JAKARTA, iNewsSerpong.id - Institute for Economics and Peace (IEP) merilis negara paling damai di dunia tahun 2024 pada pertengahan tahun ini. Banyak aspek dalam menentukan Global Peace Index (GPI) sebuah negara sehingga disebut damai, salah satunya stabilitas ekonomi.
Masyarakat yang damai menikmati pertumbuhan pendapatan lebih besar, nilai mata uang lebih kuat, dan investasi asing yang lebih tinggi. Tentu saja hal itu bisa terwujud jika kondisi politik juga stabil.
Dampak konflik terhadap perekonomian global bisa diketahui. Pada 2023, dampak kerugian ekonomi mencapai 19,1 triliun dolar AS atau 13,5 persen dari total PDB global. Itu berarti 2.380 dolar lebih sedikit dari rata-rata output ekonomi setiap manusia di bumi.
Global Peace Index 2024 mencakup 163 negara dan wilayah independen yang menjadi rumah bagi 99,7 persen dari total populasi dunia. Pemeringkatannya didasarkan pada 23 indikator yang dikelompokkan dalam tiga kriteria, yakni keselamatan dan keamanan masyarakat, tingkat konflik dalam dan luar negeri yang sedang berlangsung, serta kondisi militer.
Hasilnya menunjukkan 65 negara mengalami peningkatan dan 97 menunjukkan penurunan GPI 2024.
10 Negara Paling Damai di Dunia 2024:
10. Malaysia
Malaysia berada di peringkat ke-10 negara paling damai di dunia tahun 2024. Ini merupakan kali pertama kali Negeri Jiran masuk dalam 10 besar GPI. Sementara itu di Asia Pasifik, Malaysia berada di peringkat ketiga.
Malaysia menempati posisi teratas dalam hal Konflik Dalam Negeri dan Internasional dan berada di peringkat ketiga dalam domain Mileterisasi. Hebatnya, negara berpenduduk sekitar 33 juta jiwa itu naik 9 peringkat dibandingkan penilaian tahun lalu. Saat IEP pertama kali merilis GPI pada 2008, Malaysia berada di posisi ke-32.
9. Slovenia
Slovenia merupakan negara yang setengah wilayahnya hutan. Slovenia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati terbesar di Eropa. Hanya sejam berkendara dari Ibu Kota Ljubljana, pelancong bisa berenang di Laut Adriatik atau mendaki Pegunungan Alpen Julian.
Selain itu Slovenia juga satu-satunya negara dari Eropa Tengah yang masuk dalam 10 besar GPI.
Bersama Slovenia, Republik Ceko, Hongaria, dan Kroasia juga masuk dalam 20 besar. Sementara Bulgaria, Slovakia, dan Latvia masuk 30 besar.
8. Denmark
Denmark merupakan salah satu negara yang konsisten mempertahankan GPI di 10 besar sejak penilaian dimulai pada 2008. Namun untuk tahun ini, untuk pertama kalinya sejak 2008, Denmark terlempar dari lima besar, berada di urutan ke-8.
Meski demikian indeks perdamaian negara itu sebenarnya hanya turun 0,037 persen atau bisa dibilang cenderung konsisten. Penurunan peringkat Denmark lebih disebabkan indeks negara lain mengalami peningkatan signifikan.
Membuntikan diri sebagai negara aman untuk bepergian dan ditinggali, Denmark memiliki stabilitas politik tinggi, kebebasan pers, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia. Negara ini juga membanggakan tingkat kesetaraan pendapatan yang tinggi serta sering kali dinilai sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia.
7. Portugal
Portugal sejak beberapa tahun terakhir muncul sebagai salah satu negara yang paling pesat perkembangannya dalam GPI. Pada 2014, negara Eropa ini menempati peringkat ke-18, kemudian sejak itu selalu masuk 10 besar.
Posisi Portugal ini berada di atas rata-rata negara-negara industri dalam hal perumahan, keseimbangan kehidupan kerja, keamanan pribadi, dan kualitas lingkungan.
Selain itu Portugal juga dianggap sebagai salah satu tujuan utama ekspatriat karena kualitas hidupnya secara keseluruhan.
Lebih baik lagi, tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati gaya hidup khas Portugal. Negara ini tetap menjadi salah satu tujuan paling terjangkau di benua itu.
6. Swiss
Swiss merupakan negara dengan tingkat keamanan sangat tinggi diukur dari stabilitas politik serta konflik internasional yang hampir tidak ada. Tingkat militerisasi negara ini juga mengejutkan, jumlah total personel tentara aktif dan cadangan sekitar 147.000 jiwa dari total populasi sekitar 8,9 juta.
Swiss, bersama negara-negara damai peringkat atas lainnya seperti Kanada, Singapura, Norwegia, dan Belanda, juga termasuk di antara pengekspor senjata teratas dunia dihitung per kapita.
Di sisi lain, Swiss tetap menjadi negara makmur di mana keragaman bahasa dan agama dihormati.
5. Singapura
Singapura merupakan negara yang indek damainya meningkat, berbanding terbalik dengan kondisi dunia saat ini. Saat peringkat GPI dirilis pada 2008, posisi Singapura berada di peringkat ke-22.
Apa yang mendorong peningkatan yang luar biasa ini? Penilaian IEP menunjukkan, peningkatan terbesar peringkat suatau negara biasanya didasarkan oleh faktor yang luas, sementara penurunan indeks didorong oleh hanya beberapa indikator saja.
Meskipun Singapura mendapat skor tinggi dalam keselamatan dan keamanan masyarakat serta tingkat konflik dalam negeri dan internasional yang rendah, faktor yang menahannya berada di peringkat tinggi adalah tingkat militerisasinya.
Singapura membutuhkan personel kepolisian dan tentara serta mengeluarkan anggaran besar untuk persenjataan. Pasalnya Singapura sangat bergantung pada perdagangan laut yang harus selalu dijaga keamanannya.
4. Selandia Baru
Selandia Baru selalu bertahan di peringkat kedua dalam GPI sejak 2017, namun tahun ini turun dua peringkat ke posisi 4 pada 2023 dan 2024.
Dengan nilai yang hampir sempurna dalam bidang keamanan masyarakat serta konflik dalam negeri dan internasional, negara ini secara luas dianggap sebagai tempat yang indah untuk ditinggali. Namun, karena peningkatan impor dan ekspor senjata serta pembaruan kendaraan anngkut militer, skor Selandia Baru dalam bidang militerisasi turun 6 persen pada tahun lalu.
Memilku luas negara hampir sama dengan Inggris Raya, namun penduduknya hanya sekitar 5,2 juta jiwa, Selandia Baru berada di atas rata-rata di antara anggota OECD dalam hal pendidikan, perawatan kesehatan, pekerjaan, dan pendapatan.
3. Austria
Sejak berakhirnya Perang Dingin, negara kecil yang terkurung di tengah daratan ini lebih dekat ke pusat Eropa. Sebagai anggota muda Uni Eropa namun bukan anggota NATO, Austria tetap bergaul dengan blok politik berseberangan, berupaya merangkul negara-negara tetangga.
Austria memiliki kinerja baik dalam berbagai penilaian kesejahteraan, seperti pendapatan, pekerjaan, dan perumahan, namun ketegangan sosial meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dipicu oleh kampanye anti-imigran dari kubu sayap kanan, Partai Kebebasan.
Pada November 2020, seorang simpatisan ISIS menembak mati 4 orang serta melukai 23 lainnya di Ib Kota Wina. Pemerintah meresponsnya dengan menggalakkan langkah-langkah anti-teror secara luas, mencakup penerapan hukuman seumur hidup serta pengawasan ketat terhadap orang-orang tertentu.
Akibatnya, posisi Austria mengalami kemerosotan GPI, bahkan yang terbesar di Eropa karena memburuknya indikator terorisme.
2. Irlandia
Irlandia adalah salah satu negara terkaya, paling maju, dan paling bahagia di dunia. Negara ini juga cukup damai. Pada 2020, Irlandia naik tujuh peringkat dan menempati posisi keempat dalam Laporan Perdamaian Global, posisi tertinggi yang pernah dicapainya dalam pemeringkatan tersebut.
Pada tahun-tahun berikutnya, Irlandia menduduki posisi ketiga atau kedua yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Meski mendapat gelar sebagai salah satu negara teraman di dunia, bukan berarti Irlandia kebal terhadap kekacauan politik dan sosial. Sebagai contoh, saat pandemi Covid-19 Irlandia diguncang banyak demonstrasi anti-lockdown yang penuh kekerasan.
Namun data mencengangkan diungkap IEP. Meski mengalami dampak kerugian ekonomi dari kekerasan, Irlandia tetap memiliki kinerja lebih baik dibandingkan hampir semua negara di dunia.
1. Islandia
Orang Islandia bisa tidur nyenyak di malam hari, meski langitnya masih terang. Ini karena mereka berada di negara paling damai di dunia. Istilah 'No News is a Good News' sudah cocok dengan negara ini.
Ini merupakan tahun ke-17 berturut-turut Islandia mempertahankan posisi nomor 1 sejak pencatatan indeks dimulai pada 2008. Tak ada militer angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara di negara ini.
Tingkat kejahatan di Islandia juga yang terendah di dunia. Bahkan polisi umumnya tidak membawa senjata api saat bertugas.
Selain itu sistem pendidikan dan kesejahteraan Islandia juga patut dibanggakan serta berada sejajar dengan negara-negara terbaik dalam hal pekerjaan dan pendapatan.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait