get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : Kemuliaan Bulan Muharram

3 Amalan Bulan Muharram sesuai Sunnah, Penghapus Dosa dan Penolong di Hari Kiamat

Sabtu, 30 Juli 2022 | 07:34 WIB
header img
Amalan Bulan Muharram. Khutbah Jumat Bulan Muharram singkat padat mengenai motivasi hijrah. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Menjelang Tahun Baru Hijriyah 2022, amalan bulan Muharram sesuai sunnah penting untuk diketahui dan dijalankan. Untuk diketahui, tahun baru Islam 1 Muharram 2022 akan segera tiba.

Kalender Islamic Global menetapkan bahwa Tahun baru Islam 1444 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022. Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan mulia (haram) dalam Islam.

Bulan pembuka kalender Qomariah itu juga dikenal sebagai  Syahrullah atau Bulan Allah. Maka dari itu, tidak heran jika terdapat banyak amalan sunnah yang bisa dilakukan di bulan Muharram

Amalan Bulan Muharram sesuai Sunnah:

1. Menjalankan Puasa Muharram

Terdapat 3 macam puasa sunnah yang bisa dikerjakan di bulan Muharram. Amalan sunnah tersebut adalah Puasa Muharram (mulai tanggal 1), Puasa Tasu'a (tanggal 9), dan Puasa Asyura (tanggal 10).

Secara khusus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan puasa asyura. Yang masyhur adalah dapat menghapus dosa selama setahun.

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, “Puasa Muharram bisa menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa tanggal 9 Muharram (puasa Tasu'a) untuk membedakan diri dengan orang Yahudi yang hanya melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shaum Asyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah hari tersebut (asyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani”. 

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya". 

Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal sebelum sampai tahun berikutnya” (HR Muslim 1134). 

Dalam hadits lain juga disebutkan,

صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما 

“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).

Sementara dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda bahwa puasa Muharram adalah sebaik-baiknya puasa selain di bulan Ramadhan. Puasa di bulan Muharram disebutkan dapat menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun.

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم 

"Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim).

2. Dilarang Berperang

Berkaitan dengan Bulan Muharram yang di mana ada Hari Asyura di dalamnya, disebutkan bahwa bulan tersebut adalah bulan mulia dan suci. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 36. 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ 

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36). 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu.

3. Banyak Sedekah dan Santuni Anak Yatim

Selain anjuran berpuasa dan larangan berperang, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah di bulan Muharram. Khususnya sedekah dalam bentuk menyantuni anak yatim.

Rasulullah SAW selama hidupnya telah mencontohkan bahwa beliau senantiasa mengasihi dan bantuan kepada anak yatim. Orang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan balasan di akhirat dan akan mendapat perlindungan di hari kiamat.
"Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah SWT tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya." (HR. AT – Thabrani)

Di dalam Al Quran, Allah juga telah menyampaikan  bahwa seorang muslim hendaknya memberikan kasih sayang kepada anak-anak yatim. Allah SWT berfirman,

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri"  (QS An-Nisa : 36).

Menyantuni anak yatim tentu tidak terkhusus pada bulan Muharram saja. Namun pada bulan Muharram, segala amalan baik telah dijanjikan akan dilipatgandakan ganjarannya, begitu pula semua perbuatan buruk.

Demikian ulasan mengenai amalan bulan Muharram sesuai sunnah dan Al Quran. Semoga amalan tersebut dapat menginspirasi umat muslim dalam menyongsong Tahun Baru Islam 1444 H. Wallahualam bisawab

(*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut