get app
inews
Aa Read Next : BRI Buka Lowongan Jabatan Relationship Manager Dana dan Transaksi, Syarat IPK Minimal 2,75

Mengenal Rumah Adat di Sulawesi Selatan

Rabu, 03 Agustus 2022 | 19:44 WIB
header img
Rumah adat Bugis. (Istimewa)

JAKARTA, Inews.Serpong.id - Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa suku: Bugis, Makassar, Toraja, Mandar. Tiap suku memiliki rumah adat masing-masing. Fungsi dan bentuk arsitektur pun berbeda-beda.   

Berikut enam rumah adat Sulawesi Selatan yang masih lestari hingga sekarang: 

1. Rumah Adat Bugis 

Rumah adat Bugis merupakan rumah adat peninggalan suku Bugis. Rumah adat ini memiliki atap yang berbentuk pelana dan timpalaja yang menandakan status sosial pemiliknya.

Rumah adat Bugis dibagi menjadi 3 bagian: atas, tengah, serta bawah. Di bagian bawah—sering disebut awabola—digunakan untuk menyimpan peralatan seperti alat untuk menangkap ikan, juga alat untuk berladang dan bercocok tanam. 

Bagian tengah disebut al ebola, sering dikenal dengan bagian badan dari rumah. Rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berkumpul, dan bermusyawarah terkait ritual dan upacara adat dari suku Bugis, juga untuk memasak dan menerima tamu, baik tamu adat maupun wisatawan yang berkunjung. 

Bagian terakhir, atap yakni boting langi atau rakkeang. Bagian ini menjadi tempat penyimpanan barang berharga atau bahan pangan dan dijadikan tempat kediaman bagi anak perempuan yang belum menikah. 

2. Rumah Tongkonan 

Rumah ini peninggalan asli Suku Toraja.  Rumah ini banyak ditemukan di kawasan wisata Tana Toraja. Tongkonan berasal dari kata “ Tongkon” yang berarti menduduki atau tempat duduk. Rumah ini digunakan oleh para raja dan petinggi adat untuk bermusyawarah dan menyelesaikan masalah. Selain itu, rumah tongkonan berfungsi sebagai tempat berkumpul dengan warga untuk membincangkan hal tentang upacara adat dan ritual acara kebudayaan lainnya. 

Ciri khas rumah tongkonan, memiliki arsitektur yang unik, rumah panggung yang bentuknya memanjang dan terbuat dari kayu uru. Atap rumah tongkonan juga memiliki bentuk seperti perahu dan memiliki ujung menjuntai ke atas yang sangat menjulang. 

Pada bagian depan atas rumah bisa ditemukan patung kepala kerbau yang disebut “kabongo’’.  Di bagian bawah berfungsi sebagai gudang penyimpanan untuk menaruh bahan makanan dan hasil bumi yang akan digunakan sebagai persembahan pada acara adat. 

3. Balla Lompoa 

Balla Lompoa, rumah adat peninggalan dari Suku Makassar. Secara harfiah, Balla Lompoa memiliki arti rumah besar yang ditempati oleh para raja. Balla Lompoa rumah adat dari kerajaan Gowa. 

Bangunan dari rumah adat ini dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan fungsi dan nilai budayanya. Bagian atas merupakan atap—masyarakat setempat memberi nama pammakang—, berfungsi sebagai plafon atau loteng untuk melindungi rumah dari sinar matahari dan menampung tampiasan air hujan agar tidak masuk ke dalam rumah.  

Bagian tengah disebut dengan kale balla yang berfungsi sebagai badan rumah untuk tempat tidur, berkumpul, bermusyawarah, makan, dan lain sebagainya. Bagian bawah atau passiringang berfungsi menaruh kendaraan atau bagasi. 

Ketiga bagian rumah adat tersebut menunjukkan falsafah hidup suku Makassar, yakni sulapa appa. Sulapa appa memiliki pandangan bahwa alam semesta secara horizontal bersegi empat yang direfleksikan pada struktur bangunan yang ada pada rumah adat ini.  

Secara vertikal, konsep arsitektur tradisional Makassar memiliki pandangan bahwa alam terdiri atas tiga bagian: atas, tengah, dan bawah. Falsafah ini direfleksikan dalam bentuk rumah tradisional yang terdiri atas ulu balla, kale balla, dan passiringan, memiliki fungsi masing-masing sesuai letak dari bagian pada rumah adat. Makna filosofi ini terlihat pada bentuk ulu balla yang berbentuk prisma segitiga. 

Pemaknaan angka tiga melambangkan stratifikasi sosial masyarakat Makassar yang terdiri atas bija karaeng (raja dan keturunannya), to maradeka (rakyat biasa), serta ata (hamba sahaya). 

4. Rumah Adat Langkanae Luwu 

Ini rumah adat khas suku Luwu yang berbentuk rumah panggung dan memiliki ukuran persegi panjang. Arsitekturnya terdapat beberapa tiang utama penyangga atau biasa disebut dengan pim posi' atau posi bola. Rumah ini memiliki 4 komponen sebagai salah satu nilai budaya dan kepercayaan dari suku Luwu yakni air, udara, angin, dan juga tanah.  

Empat komponen ini juga diartikan sebagai karakter pada diri manusia, yaitu tanah sebagai kesabaran, api sebagai amarah, air sebagai kekuatan, dan angin sebagai keserakahan. Dari keempat unsur ini sebagai unsur pembangun dan harus seimbang dalam kehidupan. Keempat kepercayaan tersebut menjadi falsafah hidup dan nilai budaya yang kental dengan suku Luwu. 

Rumah adat ini memiliki 3 bagian utama seperti rumah adat Sulawesi Selatan yang lain yakni bagian atas, bagian tengah, serta bagian bawah. Bagian atas atau rakkeang digunakan untuk menaruh barang berharga seperti hasil bumi, perhiasan, kemudian untuk ruangan atau kamar anak gadis, serta untuk menaruh hewan peliharaan seperti kucing. 

Di bagian tengah atau alle bola digunakan sebagai ruangan untuk perjamuan, penyimpanan barang pusaka dan juga untuk ruangan raja dan permaisuri. Di bagian bawah rumah atau sullu digunakan sebagai tempat menaruh peralatan berladang dan juga alat untuk melaut, juga untuk menaruh berbagai kendaraan yang digunakan oleh suku Luwu. 

5. Rumah Adat Boyang 

Boyang rumah adat dari Suku Mandar. Dulu Mandar bagian dari Sulawesi Selatan, namun sekarang sudah menjadi bagian dari Sulawesi Barat. Rumah adat ini  berbentuk rumah panggung, terdapat dua tangga yang terletak di bagian depan dan belakang rumah. Jumlahnya juga harus ganjil, antara 7 hingga 13 anak tangga. 

Yang unik dari rumah ini, tiang penyanganya hanya ditumpangkan di sebuah batu datar agar mencegah kayu tidak lapuk. Boyang juga memiliki dua jenis rumah yang dinamakan adaq dan beasa. Adaq tempat tinggal bagi para bangsawan, beasa untuk masyarakat biasa. 

6. Rumah Adat Saoraja 

Saoraja atau juga bisa disebut bola, salah satu rumah adat di Sulawesi Selatan yang memiliki karakteristik ciri khas atapnya berbentuk pelana dan memiliki timpalaja. Rumah adat ini biasanya dibagi menjadi dua jenis berdasarkan status sosial orang yang tinggal di rumah tersebut. Rumah Saoraja (sallasa) adalah rumah yang biasanya tempat tinggal keturunan raja atau para bangsawan. Bola tempat yang ditinggali masyarakat biasa. Ciri khas dari rumah adat Suku Bugis ini terdapat banyak kamar dengan aneka macam fungsinya. (*)

 

 

Editor : Burhan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut