JAKARTA, iNewsSerpong.id - Dinamika perekonomian dunia yang semakin menimbulkan ketidakpastian, telah memicu resesi di banyak negara. Hal itu juga berimbas pada bisnis perusahaan rintisan (startup).
Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir, mengatakan sejumlah startup dunia sudah terdampak resesi global. Di Amerika Serikat (AS), valuasi perusahaan di bursa saham turun 30 hingga 80 persen sejak awal tahun.
Menurut dia, Kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda. Startup Indonesia tak luput dari imbas resesi global, walaupun implied growth dari perusahaan masih baik.
"Contoh dua tahun terakhir revenue masih naik dua kali lipat, tapi ekspektasi market sudah banyak berubah. Apalagi dengan kenaikan suku bunga. Menurut saya sudah kelihatan beberapa kali seri C atau D perusahaan-perusahaan sudah turun 20 hingga 30 persen," kata Pandu dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8/2022).
Dia mengungkapkan, tahun 2020 memang menjadi tahun emas bagi startup karena pandemi dan masyarakat banyak bergantung pada teknologi. Namun tahun emas itu tidak berlangsung lama karena krisis ekonomi yang turut menggoyahkan startup.
Kondisi tersebut, diperparah karena banyak pendiri startup belum pernah mengalami peristiwa seperti saat ini. "Mayoritas founder belum pernah mengalami ini. Menurut saya ini mentally readjustment bahwa market sekarang gini," ujar Pandu.
Terkait dengan itu, Pandu menyarankan para Founder untuk mencari strategi lainnya yang lebih jitu untuk menghadapi kondisi saat ini dan tidak melulu melakukan bakar uang.
Strategi bakar uang dengan melakukan sejumlah promosi besar-besaran selama ini kerap dilakukan startup untuk membangun dan mempertahankan pasar mereka.
Dia mengungkapkan, salah satu cara yang bisa dilakukan para Founder adalah dengan mempekerjakan talenta-talenta terbaik dalam bidangnya.
"Ayo hire A+ people, jangan hiring 9, tapi hiring 10. Orang yang di ranking 1 itu jauh lebih berharga daripada ranking-ranking lainnya. Kita double down on finding the best people for the team," ujar Pandu.
Cara kedua adalah dari sisi unit economics growth, bagaimana dari sisi bisnis para founder startup bisa menghasilkan uang atau orang mau membayar jasa dari startup mereka.
"Anda juga harus prove Anda bisa passed through cost Anda kepada customer. Artinya Anda punya semacam bargaining power atau semacam pricing power di bisnis Anda," kata Pandu.
Strategi ketiga, lanjut Pandu, para founder startup diharapkan untuk jeli melihat peluang seperti merger dan akuisisi (M&A).
"Anda harus melihat cara-cara lain seperti contoh, akuisisi. Bagaimana Anda bisa memikirkan itu. Karena sebagian dari sisi founder belum pernah melakukan dari sisi seperti ini," ungkap Pandu. (*)
Editor : Syahrir Rasyid