Kasus Novia Widyasari Menuai Kecaman
JAKARTA, iNews.Serpong.id - Kasus dugaan pemerkosaan dan ancaman terhadap Novia Widyasari yang dilakukan oleh pacarnya Bripda R menuai kecaman. Korban akhirnya bunuh diri di atas makam ayahnya dengan cara meminum sianida.
Anggota Komite Eksekutif Konvensi Rakyat Partai Perindo Santi Paramita mengatakan, kasus ini suatu bentuk kekerasan dan perampasan hak asasi terhadap perempuan, karena almahumah telah dipaksa untuk melakukan aborsi.
Dia mengatakan kekerasan dalam bentuk apa pun baik fisik maupun psikis tidak dapat dibenarkan karena mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan kepada korban. "Yang menerima kekerasan tersebut yang pada akhirnya tentu sangat merugikan kehidupannya," ucap dia dalam keterangan pers, Senin (6/12/2021). Perindo, kata dia, meminta agar kasus Novia Widyasari ini diusut tuntas dan dibuka fakta yang sebenar-benarnya kepada publik. Pelakunya dihukum sesuai ketentuan hukum pidana yang berlaku.
"Pihak-pihak yang turut melakukan pembiaran dan bahkan jika dapat dibuktikan ikut meminta Novia melakukan aborsi pun harus diminta pertanggungjawaban," ucapnya.
Kasus Novia Widyasari, kata dia menjadi pelajaran untuk menolak segala bentuk kekerasan dan ancaman serta berani bertindak untuk dirinya sendiri, membela dirinya sendiri, membela hak-haknya sebagai wanita dan manusia seutuhnya. "Jangan sampai ada lagi kasus-kasus Novia yang lain," katanya.
Kasus ini sampat menjadi trending di Twitter dengan tagar #savenoviawidyasari. Baru beberapa jam diunggah, cuitan tentang kematian mahasiswi Sastra Inggris Universitas Brawijaya ini sudah lebih dari 4.000 di-retweet.
Tagar #savenoviawidyasari ini trending setelah curhatan korban tentang motifnya bunuh diri diunggah di media sosial. Pada unggahan itu korban menyampaikan surat untuk ibunya. Surat elektronik itu berisi rencana korban untuk bunuh diri.
Tagar #savenoviawidyasari ini trending setelah curhatan korban tentang motifnya bunuh diri diunggah di media sosial. Pada unggahan itu, korban menyampaikan surat untuk ibunya. Surat elektronik itu berisi rencana korban untuk bunuh diri.
"Saya berniat pergi dari rumah dengan menggenggam dua sianida yang rencana akan saya minum dengan minuman varian red velvet kesukaan saya. Saya akan meminumnya di daerah paralayang. Jika saya mati, saya akan dikira kecelakaan," kata korban kepada ibunya.
Selain rencananya untuk bunuh diri, ada beberapa curhatan yang diunggah perempuan 23 tahun asal Mojokerto itu di media sosial, mulai dari kondisinya yang terpuruk karena dianiaya pacar dan keluarganya hingga kasus dugaan pemerkosaan dialaminya. Unggahan korban ini pun mendapat respons cepat dari para teman dan netizen. Mayoritas mengecam tindakan yang dilakukan pacar dan keluarga korban.
Editor : Syahrir Rasyid