JAKARTA, iNewsSerpong.id - Motor listrik saat ini sedang digencarkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Maka itu perlu diketahui berapa biaya konversi motor bensin menjadi listrik.
Konversi motor konvensional berbahan bakar minyak menjadi listrik bertenaga baterai menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat transisi ke era elektrifikasi.
Cara ini menjadi salah satu pengurangan limbah kendaraan bekas, karena bodi dan kerangka motor masih bisa digunakan. Bahkan, sistem hybrid juga bisa diterapkan agar mesin pembakaran yang lama tak jadi limbah.
Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO) menjadi salah satu pelaku konversi dengan menciptakan dua model, yakni konversi motor bensin menjadi full electric dan sistem hybrid di mana mesin pembakaran masih terpasang pada tempatnya.
Sekretaris Jenderal IATO Hari Budianto mengatakan, pihaknya kini menyediakan jasa untuk mengonversi motor. Sedangkan untuk biayanya berkisar Rp13 juta, tergantung permintaan konsumen.
"Sebenarnya biayanya ini bisa macam-macam. Jadi ada beberapa komponen yang perlu dipasang untuk jadi motor listrik, seperti BLDC Motor Hub, adapter, kontroler, baterai, kabel gas, dan sebagainya, jadi total sekitar Rp13 juta,” kata Hari saat dihubungi MNC Portal.
Untuk kendaraan listrik, Hari mengungkapkan biaya terbesar ada pada baterai, yang mana semakin besar kapasitasnya, maka akan makin tinggi harganya. Untuk itu, dia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk mensubsidi baterai agar motor konversi bisa lebih murah.
“Kalau kendaraan listrik itu selalu baterai paling mahal. Misalnya nanti kalau ada insentif dari pemerintah terkait baterai untuk program konversi, jadinya bisa lebih murah. Mungkin bisa sekitar Rp5 jutaan,” ujarnya.
Sebelum melakukan konversi, Hari mengatakan, di IATO akan berdiskusi terlebih dahulu kepada konsumen seberapa besar tenaga yang diinginkan. Sebab, itu akan memengaruhi harga.
"Untuk estimasi harga itu dapat menghasilkan tenaga seperti motor matik 110 cc sampai 125 cc. Kalau mau lebih tinggi lagi tenaga tinggal disesuaikan saja, tapi kalau motor penggeraknya lebih besar butuh baterai lebih besar juga,” kata dia.
Hari menganggap motor hybrid menjadi solusi paling tepat untuk kondisi Indonesia saat ini dengan infrastruktur yang belum tersebar berbagai wilayah. Pasalnya, pemilik masih bisa menggunakan mesin bensin jika baterai habis di jalan.
“Motor rancangan saya ini menggunakan sistem hybrid. Jadi kita tak perlu repot dorong motor kalau baterai habis. Sistem regenerated juga bisa diaktifkan, jadi baterai akan mengisi ketika motor berjalan. Motor listrik dan mesin bensin juga bisa diaktifkan bersamaan, jadi tenaganya lebih besar,” katanya.
Namun, biaya yang dikeluarkan untuk mengonversi kendaraan dari bensin menjadi listrik belum termasuk biaya sertifikasi. Pengurusan surat-surat perlu dilakukan untuk mendapatkan legalitas kendaraan tersebut.
"Kalau untuk biaya sertifikasi pengurusan surat-surat itu kisaran Rp450.000. Sangat terjangkau karena pemerintah sangat membantu dalam hal semacam ini," kata dia.
(*)Editor : Syahrir Rasyid