Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
SUNGGUH hidup ini adalah rangkaian dari ujian demi ujian. Suka dan duka datang silih berganti, gembira dan sedih kerap menghampiri. Hari demi hari yang kita lalui, senantiasa ada tawa dan tangis yang mewarnai.
Seorang pujangga mengatakan bahwa sejatinya hidup dan kehidupan kita ini adalah laksana lautan yang luas. Ujian dan masalah yang dihadapi dalam perjalanan hidup itu adalah ombaknya. Suka dan duka laksana peristiwa pasang dan surutnya.
Apalah artinya lautan jika tidak ada ombak dan peristiwa surut serta pasang yang terjadi di dalamnya. Bukanlah lautan jika tidak ada ombak yang menerjang, bukanlah lautan jika tanpa surut dan pasang.
Jika lautan hanyalah kumpulan air yang tenang, lantas apa bedanya lautan dengan danau, sungai, muara, atau empang? Lautan tak lagi disegani dan tak terlihat lagi keindahan serta kegagahan dari lautan.
Begitulah hidup kita manusia. Dengan adanya ujian yang datang silih berganti, laksana ombak yang saling susul menyusul, membuat manusia semakin tangguh dan gagah dalam mengarungi lautan kehidupan.
Sama halnya dengan lautan dan ombak yang tak dapat dipisahkan, maka demikian pula kehidupan manusia. Hidup dan kehidupan manusia adalah laksana lautan, sedangkan ujian berupa musibah dan kesenangan adalah ombaknya.
Sudah menjadi sunatullah, jika hidup ini penuh dengan ujian. Oleh karenanya bukanlah sebuah kebetulan jika saat ini bumi pertiwi dilanda berbagai musibah seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, serta musibah-musibah lainnya.
Allah SWT sebagai pembuat dan pemilik skenario kehidupan tentu memiliki maksud dan tujuan tertentu dengan mendatangkan musibah demi musibah dalam kehidupan kita. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mulk [67] ayat 1 dan 2, Allah SWT berfirman yang artinya:
“Maha Suci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Berdasarkan ayat di atas, jelaslah sudah bahwa dengan mendatangkan musibah, Allah ingin menguji manusia agar Dia dapat melihat siapakah di antara manusia yang paling baik sikap dan amalnya dalam menerima musibah atau ujian tersebut.
Islam mengajarkan sejumlah amalan yang dapat dilakukan agar terhindar dan selamat dari musibah. (Foto : iNews)
Editor : Syahrir Rasyid