JAKARTS, iNewsSerpong.id - Kisah Diana de Vegh, seorang psikoterapis yang menjadi selingkuhan Presiden ke-35 Amerika Serikat, John F Kennedy.
Wanita yang kini berusia 83 tahun itu mengungkapkan, sudah menjadi selingkuhan sang presiden yang akrab disapa JFK itu sejak berusia 20 tahun.
Hubungannya dengan JFK dimulai saat ia menyaksikan pidato pemilihan JFK pada 1958 di kampusnya. Saat itu, dia mencuri perhatian Kennedy hingga sang presiden ingin duduk di sebelahnya.
“Berikan saya tempat dudukmu, sehingga seorang lelaki tua yang lelah dapat duduk di sebelah seorang gadis cantik,” ujar Diana menirukan ucapan Kennedy kala itu.
Kemudian, JFK mengundangkan ke sebuah acara pada minggu berikutnya. Diana mengatakan bahwa dia terpesona oleh humor sang presiden dan pertemuan itu menyulut perselingkuhan selama empat tahun.
Diana mengungkapkan pada New York Post, Agustus 2021 lalu, saat itu ia masih sangat muda dengan semua gejolak di dalam dirinya dan sangat mencintai sosok pria tampan seperti JFK.
Meskipun, saat itu JFK merupakan pria berumur 40 tahunan yang sudah menikah. Diketahui, JFK telah menikah dengan Jacqueline Kennedy Onassis sejak tahun 1953.
Diana bahkan sering diajak JFK melakukan pidato pemilu di beberapa kota. Tentunya, saat Jacqueline tidak hadir.
Bahkan, JFK menyiapkan staf khusus untuk melayaninya saat sang presiden sibuk. Diana dan JFK baru akan berada di mobil yang sama saat pulang.
Keduanya sering melakukan hubungan terlarang di apartemen rahasia milik JFK di Boston, hingga di sebuah hotel.
Namun, Diana mengaku sempat tertekan oleh sosok Kennedy yang tentunya dikelilingi oleh orang-orang hebat.
“Maksud saya dia tampan. Dia menawan. Dia berusaha keras. Dia memiliki orang-orang di sekeliling sayang yang bekerja untuknya dan dia berkata ‘Bukankah ini luar bisa? Senang bertemu denganmu',” kata nenek dua anak ini.
Namun pada 1962, JFK mengetahui bahwa ayah Diana adalah ekonom Hungaria yang sempat diajak berkonsultasi terkait urusan politik. Akhirnya, dia mengundang Diana ke rumahnya di Georgetown untuk mengkonfirmasi fakta tersebut.
“Dia tidak mempermasalahkan saya, tetapi dia menyadari itu benar-benar bisa menjadi masalah, karena banyak orang mengenal ayah saya. Tetapi dia tidak bisa meninggalkan saya begitu saja, jadi kami harus meredamnya,” jelas Diana, seperti dikutip dari The Post, Senin (12/12/2022).
"Saya tidak terlalu menyadari apa yang sedang terjadi, tetapi kemudian semuanya berubah secara radikal."
Setelah itu, JFK mulai sibuk dan fokus pada pekerjaan. Mereka jarang bertemu dan Kennedy mulai bersikap dingin padanya.
Pertemuan mereka berkurang, begitu pula dengan perasaannya. Akhirnya, Diana memutuskan untuk melarikan diri ke Paris.
Namun, dia tidak dapat mengingat lokasi terakhir dari pertemuan mereka, entah di rumahnya atau di kantor. Itu merupakan kali terakhir dia melihat JFK sebelum tewas terbunuh pada tahun berikutnya, tepatnya pada 1963.
Saat kabar kematian JFK tersiar, Diana mengaku tidak mau mempercayainya. “Saya benar-benar mati rasa,” katanya.
“Saya sedang makan malam di sebuah bistro di lingkungan rumah saya dan hal itu muncul di berita. Saya berpikir, ini tidak mungkin terjadi. Saya pulang ke rumah dan pergi tidur, keesokan harinya saya mendapatkan informasi dari setiap surat kabar.”
Sejak saat itu, Diana tak pernah mengungkapkan perselingkuhan tersebut pada siapapun, ia membawa cerita itu seolah-olah seperti “segumpal energi yang mati”.
Meski begitu, Diana mengaku tidak menyesali perselingkuhannya dengan JFK karena dia dapat belajar dari pengalamannya tersebut.
Namun, jika saat itu sadar, dia tidak akan pernah membiarkan hatinya hancur dan tergoda oleh JFK. Apalagi, Diana kini menyadari bahwa JFK dulu tak pernah sekalipun mengatakan cinta padanya.
Diana kemudian melanjutkan hidupnya dengan menikah dan pindah ke Amerika Serikat. Ia memiliki dua anak perempuan, pindah ke New York, bercerai, pergi ke Columbia, menjadi pekerja sosial, dan kembali menemukan pasangan baru.
Ia akhirnya berani mengungkapkannya pada publik lantaran saat ini publik mulai fokus pada gerakan #MeToo, feminis serta masih banyak wanita muda yang terjebak dalam hubungan dengan pria yang lebih tua.
Dia percaya ceritanya sekarang akan bermanfaat untuk meyakinkan para wanita memikirkan kembali hubungan mereka yang toxic dan tidak seharusnya terjadi.
Ia ingin para wanita yang masih terjebak di hubungan tersebut dapat mencurahkan sebagian energi romantisnya untuk mencintai diri sendiri.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid