get app
inews
Aa Text
Read Next : Luar Biasa Cici Rosa Selama Ramadhan Bikin Bisnis Makin Maju

Beasiswa dari Jokowi, Jawaban Doa Siti Mafira

Senin, 30 Januari 2023 | 16:09 WIB
header img
Siti Mafira bersama anaknya, Devid Telussa. (Foto: BPMI Setpres)

MANADO --  Siti Mafira menangis haru. Doa agar anaknya bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT)—hal yang selama ini tak bisa ia penuhi—segera terwujud. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyediakan beasiswa kepada Devid Telussa, anak Siti Mafira, hingga menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Perasaan sedih bercampur haru itu saat ia menerima telepon dari staf kepresidenan, meminta data-data anaknya untuk dibantu beasiswa dari Presiden Jokowi. Kala itu Mafira sedang berjualan di sekitar RSUP Prof. Kandou, Kota Manado.

Kabar bahagia itu membuatnya sedih. Ia langsung duduk, tangisnya pecah. Ucapan syukur tak henti keluar dari mulutnya. “Ya Allah, terima kasih. Ya Allah telah kabulkan saya baca doa selama ini,” ujarnya sambil terisak, seperti dilansir dari laman setkab.go.id

Usaha Mafira mendapatkan bantuan untuk meringankan beban biaya kuliah anaknya bermula ketika Presiden Jokowi ke Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu. Saat itu Presiden berkunjung ke salah satu tempat wisata di Kota Manado. Di tengah kerumunan massa, muncul seorang ibu yang berusaha melewati penjagaan Paspampres sembari berteriak menyebut nama Presiden.

“Pak Jokowi, Pak Jokowi, torang mau bercerita, Pak Jokowi, torang mau bercerita. Kita mau kasih tahu keluhan hati, Bapak Jokowi. Pak Jokowi tolong lihat ke saya, saya mau bercerita,” ujar Mafira, menceritakan kembali kisah pertemuannya dengan Kepala Negara.

Mendengar teriakan itu, Presiden melihat ke arahnya dan langsung melambaikan tangan.

“Mari Bu, sini Bu, Ibu punya keluhan apa? Ke sini Bu.”

Jalan di hadapannya kemudian terbuka, seakan menjadi jawaban dari doa-doanya. Malam-malam sebelumnya dia berdoa agar berjumpa Kepala Negara. Begitu berjumpa, dipegangnya erat-erat tangan Presiden Jokowi, ditumpahkan keluhan hatinya.

Kepada Presiden, ia bercerita tidak bisa membayar UKT anaknya. “Saat itu juga Pak Jokowi terima saya dengan baik, minta KTP saya. ‘Ibu ada KTP?’ ‘Ibu ada nomor HP?’ “Ada, Pak Jokowi.” 

Tak lama berselang, ia dihubungi melalui telepon oleh staf kepresidenan.

Devid pun sangat bersyukur dengan beasiswa tersebut. Dia bertekad tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Pria 19 tahun yang kini duduk di semester II ini menyatakan akan kuliah dengan sebaik-baiknya.

Selama ini, kehidupan keluarga Siti Mafira tidak berkecukupan. Ia berdagang puding, suaminya, Hamid Monoarfa, sopir serabutan. Penghasilan keduanya tidak cukup untuk membiayai kuliah anaknya.

Saat mendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Devid harus meminjam uang pendaftaran sebesar Rp 150 ribu kepada orang tua temannya. “Waktu mau masuk banyak sekali kendala. Soal administrasi waktu ikut SBMPTN, uang juga hanya pinjam untuk pendaftaran. Bahkan sampai sekarang hanya mencicil karena belum bisa mengembalikan,” tutur Devid saat ditemui di rumahnya di daerah Malalayang Satu.

Sebagai anak pertama laki-laki, awalnya Hamid ingin agar anaknya segera bekerja setelah lulus dari jurusan jaringan dan komputer di SMK. Hamid menyadari besarnya biaya untuk menguliahkan anaknya. Namun, melihat tekad Devid yang sangat kuat untuk melanjutkan studi membuat keduanya berupaya sekuat tenaga agar anaknya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

“Orang tua juga berpikir, bagaimanapun coba usaha. Pertama berusaha untuk masuk dulu. Jadi kami berusaha untuk membayar yang pertama, Rp 3 juta. Itu tidak sepenuhnya dari kami. Sebagian kami pinjam dari teman-teman. Sampai sekarang belum lunas, tapi mereka bilang, mereka ikhlas,” Hamid bercerita.

Di mata kedua orang tuanya, Devid anak yang rajin dan penurut. Jika Devid sedang belajar, ia sering lupa waktu. Tak jarang makanan yang disimpan untuk Devid juga menjadi basi karena Devid pulang larut malam untuk belajar. 

Tak heran jika Devid bisa meraih nilai memuaskan di semester pertama kuliah dengan indeks prestasi 3,6. Di sela-sela kuliahnya, Devid juga terkadang bekerja paruh waktu mencuci piring di sebuah restoran.

“Mereka mengerti dengan keadaan saya, tidak pernah menuntut. Kalau Devid mau pergi kuliah, atau waktu dia di SMK, dia jalan kaki, enggak ada uang, jadi jalan kaki sampai sekolah,” kata Siti Marifa

Meski serba berkekurangan, ia berkeyakinan, ilmu adalah harta yang paling indah dan paling luar biasa untuk diwariskan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, ia selalu berusaha sekuat tenaga agar bisa menyekolahkan anak-anaknya demi masa depan.

“Harta yang paling indah, harta yang paling luar biasa adalah ilmu. Karena itu, saya akan berusaha apapun untuk anak dan masa depannya,” ujarnya.

Kini, ia dan suami bisa bernapas lega karena Devid Telussa telah mendapatkan bantuan beasiswa dari Presiden Jokowi hingga selesai kuliahnya. (*)

Editor : Burhan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut