get app
inews
Aa Read Next : XForce Benamkan Teknologi Terbaru, Hadapi Persaingan di Segmen SUV Kompak Makin Ketat

Pelaku QRIS Palsu Pegang Sertifikat CFE, Pengamat Keamanan: Kreativitas Kejahatan IT Semakin Canggih

Kamis, 13 April 2023 | 11:46 WIB
header img
Polisi menetapkan Mohammad Iman Mahlil (MIM), pelaku pengganti barcode QRIS pada kotak amal di sejumlah masjid kawasan Jakarta sebagai tersangka, Selasa (11/4/2023). (Foto : MPI/Irfan Ma'ruf)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Mohammad Iman Mahlil (MIM) pelaku pengganti barcode QRIS pada kotak amal di masjid kawasan Jakarta sudah tertangkap dan dijadikan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya.

Bagi pemerhati politik dan keamanan publik, Rommy Edward Pryambada berpendapat dalam kasus penipuan QRIS palsu tersebut yang disebarkan ke beberapa masjid-masjid maka perlu didalami dan diketahui latar belakang pelaku.

"Artinya latar belakang pekerjaan, pendidikan serta keahliannya," ujar Rommy Edward Pryambada dalam pesannya Kamis, 13 April 2023. 

Pemerhati politik dan keamanan publik, Rommy Edward Pryambada. Foto:Dok

Diketahui pelaku mempunyai latar belakang perbankan dan pernah memegang sertifikasi atau Certified Fraud Examiner (CFE).

Pemegang CFE adalah seorang spesialis dalam mencegah dan memberantas fraud atau penggelapan. CFE merepresentasikan standar yang paling tinggi yang dimiliki ACFE dan memiliki keahlian dalam semua aspek dari profesi anti-fraud. 

Standar CFE di tentukan oleh ACFE Board of Regents, suatu dewan yang dipilih oleh para anggota CFE dari anggota ACFE yang paling berpengalaman.

Certified Fraud Examiner (CFE) merupakan pembuktian pengetahuan dan pengalaman pemegang sertifikasi tersebut sebagai seorang profesional di bidang anti-fraud. Dengan memperoleh CFE, seseorang menunjukkan kompetensi dan komitmen profesionalnya.

Rommy Edward Pryambada berpendapat, dengan CFE maka tentu memberikan "knowledge" yang mumpuni bagi si pelaku pelaku Mohammad Iman Mahlil tentu untuk melakukan tindakan fraud atau penggelapan. 

"Info terakhir yang saya dapatkan dari rekan asosiasi fraud, pelaku sudah tidak aktif sejak 2014. 

Lantas sekarang yang kemudian menjadi perhatian saat ini adalah  banyak ruang-ruang kejahatan yang muncul seiring pesatnya perkembangan teknologi

Maka hal itu berpotensi besar kreativitas kejahatan yang berfokus pada keamanan informasi digital semakin marak. Ini tentu menjadi PR bagi semua pihak, bukan hanya kepolisian saja. 

Terakhir menurut Rommy Edward Pryambada adalah yang cukup mengkhawatirkan jika pemanfaatan pengetahuan teknologi informasi dikombinasikan dengan pemahaman sosial budaya dapat menjadi kendaraan kejahatan bagi para oknum-oknum pelaku di luar sana.

"Maka di sinilah perhatian juga harus difokuskan semua pihak," pungkasnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut