Cari Ponsel yang Tercebur, Pejabat Keringkan Waduk
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/05/30/d1a22_seorang-pejabat-di-chhattisgarh-india-memerintahkan-anak-buah-mengeringkan-waduk-untuk-mencari-ponselnya-yang-tercebur-foto-twitter.jpg)
NEW DELHI, iNewsSerpong.id - Seorang pejabat pemerintah Negara Bagian Chhattisgarh, India, diberhentikan sementara karena perbuatannya yang berlebihan. Dia memerintahkan anak buah untuk mengeringkan waduk hanya untuk menemukan ponsel yang tercebur.
Padahal air di waduk itu sangat dibutuhkan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian selama musim kemarau.
Perbuatan pejabat Distrik Kanker bernama Rajesh Vishwas itu memicu kemarahan publik karena dianggap menyalahgunakan kekuasaannya.
Vishwas tak sengaja menjatuhkan ponsel Samsung senilai 100.000 rupee atau sekitar Rp18,1 juta ke waduk saat selfie pada 21 Mei lalu. Tempat itu digunakan untuk menampung air yang terhubung dengan bendungan Paralkot.
Ketinggian air di waduk saat itu 4,5 meter. Dia mengerahkan beberapa penyelam lokal untuk mencari ponselnya di dasar waduk, namun tak juga ditemukan.
Setelah itu dia memerintahkan seorang pejabat setempat memasang dua pompa untuk menyedot air waduk. Dua pompa itu membuang sekitar 2,1 juta liter air ke kanal dalam 4 hari. Air sebanyak itu cukup untuk mengairi 607 hektare lahan pertanian.
Menurut Vishwas, penyelam tidak bisa menemukan ponselnya dengan ketinggian seperti itu.
"Mereka mengatakan jika ketinggian air bisa dikurangi 2 hingga 3 kaki (sekitar 1 meter), pasti bisa menemukan teleponnya," kata Vishwas, kepada NDTV.
Dia mengaku sudah mendapat izin secara lisan dari RC Dhivar, pejabat sub-divisi lokal (SDO), untuk mengurangi ketinggian air waduk setinggi 1 meter lebih. Air dialirkan ke kanal yang larinya juga ke lahan pertanian warga. Masalahnya, saat itu warga sedang tidak membutuhkan air untuk lahan, sehingga sia-sia. Selain itu tak ada pemberitahuan sebelumnya.
Mengetahui kejadian ini, atasan menskorsing Vishwas sejak Jumat pekan lalu atas tuduhan penyalahgunaan jabatan.
"Perilakunya yang tidak pantas dan membuang-buang air selama musim panas yang ekstrem," demikian keterangan pemerintah setempat, dikutip dari The Straits Times.
Sementara itu Vishwas membela diri bahwa tindakannya mengeringkan waduk sudah tepat. Dia menjelaskan air di waduk tersebut tidak bisa digunakan karena tidak mengalir. Selain itu, bagian terendah waduk berada di bawah posisi pintu keluar bendungan sehingga tak bisa mengalir, kecuali menggunakan pompa.
Keterangan Vihwas itu dibantah pejabat tinggi pemerintah Distrik Kanker, Priyanka Shukla.
"Ini musim panas dan kita membutuhkan banyak air karena berbagai alasan. Jadi menurut saya ini pemborosan air," katanya.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid