JAKARTA, iNewsSerpong.id - Perdana Menteri India Marendra Modi berada di peringkat teratas sebagai pemimpin dunia yang populer. Modi mendapatkan net approval rating +50, yakni mendapat dukungan 71%, dan 21% tidak mendukung, serta 7% tidak tahu. Peringkat populer berdasarkan versi Morning Consult - perusahaan intelijen data dari Amerika Serikat.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menjadi pemimpin dunia paling tidak populer untuk survei terbaru ini. Hasil survei bertajuk Global Leader Approval Ratings yang diterbitkan pada Kamis (20/1/2022) menunjukkan, Johnson berada di peringkat terakhir dari 13 pemimpin yang disurvei.
Net approval rating Johnson berada di -43, yakni hanya 26% responden yang mendukung, 69% tidak mendukung, dan 5% tidak tahu. Sebenarnya popularitas Johnson sempat melonjak saat penerapan lockcown Covid-19 pertama kali di Inggris yakni pada 2020, namun setelah itu semakin meredup, terutama di beberapa pekan terakhir, menyusul skandal 'Partygate'.
Johnson dituduh menggelar aturan dengan menggelar pesta akhir tahun 2021, menyusul kekhawatiran kondisi Covid-19 di Inggris. Pemimpin lain yang berada di papan bawah popularitas adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan net approval rating -25 dan Jair Bolsonaro Brasil di posisi -19.
Berikut daftar tingkat popularitas 13 pemimpin dunia berdasarkan survei Morning Consult :
1. Narendra Modi, net approval rating +50
2. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, +40
3. Perdana Menteri Italia Mario Draghi, +27
4. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, +11
5. Kanselir Jerman Olaf Scholz, +4
6. Presiden AS Joe Biden, -6
7. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, -8
8. Perdana Menteri Australia Scott Morrison, -11
9. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, -13
10. Presiden Korea Selatan Moon Jae In, -16
11. Presiden Brasil Jair Bolsonaro, -19
12. Presiden Prancis Emmanuel Macron, -25
13. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, -43 Survei
Morning Consult melibatkan 45.000 responden di AS serta antara 3.000 hingga 5.000 orang dewasa di negara lain. Pengumpulan data dilakukan pada 13 sampai 19 Januari 2022.
Lembaga ini melakukan survei di beberapa negara demokrasi paling maju di dunia. Oleh karena itu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping tak masuk dalam daftar. (*)
Editor : Syahrir Rasyid