GAZA, iNewsSerpong.id - Pemberontak Houthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal dan drone jarak jauh ke Israel. Rudal-rudal dan drone tersebut menjelajah cukup jauh melintasi Laut Merah.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan, kelompoknya meluncurkan sejumlah besar rudal balistik dan drone ke arah Israel.
Pemimpin Houthi Yaman Abdel Malek Al Houthi mengatakan pada 10 Oktober, jika AS terlibat langsung dalam konflik Gaza, kelompoknya akan merespons dengan menembakkan drone dan rudal, serta mengambil opsi militer lainnya.
Sebelumnya militer Israel menyatakan telah menghancurkan sasaran udara tak dikenal di Laut Merah, dekat Kota Eilat. Serangan terbaru itu merupakan yang ketiga ditujukan ke Israel sejak perang dengan pejuang Gaza pada 7 Oktober lalu.
Militer Israel tampaknya dibuat kerepotan dengan serangan dari Houthi karena melibatkan rudal jelajah jarak jauh serta. Oleh karena itu Israel untuk pertama kali menggunakan sistem pertahanan udara Arrow.
Dalam konflik dengan para pejuang Palestina di Gaza, Israel biasanya hanya menggunakan Iron Dome untuk mencegar roket-roket dengan jangkauan jarak dekat.
Militer Israel menyatakan, rudal Arrow digunakan untuk mencegat rudal permukaan ke permukaan yang jangkauannya lebih jauh.
Sirene serangan udara meraung-raung di Eilat, kota Israel di pinggir Laut Merah, pada Selasa (31/10/2023). Militer Israel mengklaim telah merontokkan target udara yang mendekat. Sirine itu sempat memicu kepanikan penduduk kota resor wisata populer tersebut sehingga lari mencari perlindungan.
Israel diserang dari berbagai penjuru, tak hanya Jalur Gaza. Kelompok Hizbullah di Lebanon juga menyerang Israel menggunakan rudal dan drone.
Sementara itu Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menyatakan, kapal perang AS pada 19 Oktober mencegat tiga rudal jelajah serta beberapa drone yang diluncurkan oleh pemberintak Houthi Yaman yang berpotensi menuju Israel.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid