KUDUS, iNewsSerpong.id - Aliya Fitrahani anak seorang buruh pabrik menjadi salah satu wisudawan Program Studi Tadris Matematika IAIN Kudus, Jawa Tengah. Dia baru saja lulus dengan meraih prestasi sebagai wisudawan terbaik di jenjang S1 dan mengantongi IPK 3,93.
Kendati tidak berasal dari keluarga berada, Aliya memiliki dukungan dari orang tua dan kerabatnya. Almarhum Mustamir dan Ibu Suprihatin merupakan motivasi terbesar Aliya untuk terus berprestasi dalam bidang akademik dan nonakademik.
Selama ini kehidupan keluarganya bergantung pada pendapatan ibunya yang berkeseharian bekerja sebagai buruh pabrik. Aliya berhasil menyelesaikan studinya dengan penuh prestasi baik tingkat nasional maupun internasional.
Aliya menempuh pendidikan di MI NU Wasilatut Taqwa pada tahun (2006-2013), kemudian melanjutkan ke MTs NU Sultan Agung (2013-2016) dan MA Mu’allimat NU Kudus pada (2016-2019). Selama di bangku sekolah, Aliya merupakan siswa yang rajin dan berprestasi. Selain fokus pada bidang akademik, dia juga mengikuti kegiatan organisasi untuk menunjang kemampuan soft skill-nya.
Saat di bangku MA, dia bergabung menjadi tim editor Majalah Kalamuna MA Mu’allimat NU Kudus. Aliya bertugas untuk menyeleksi artikel yang layak dipublikasikan di majalah serta mengedit dan merevisi artikel sesuai dengan PUEBI dan kaidah EYD. Meskipun awalnya dia tidak memiliki minat di bidang kepenulisan, tetapi akhirnya dia terjun ke bidang tersebut berkat saran dari sang Ibu. Dia berhasil lolos perekrutan dan mendapatkan posisi sebagai editor utama.
“Selain menjadi editor, saya juga merangkap menjadi reporter dan layouter. Sebagai reporter ada banyak hal bermanfaat yang saya dapatkan, salah satunya dapat sowan ke rumahnya yai yai yang masyhur di Kota Kudus, seperti KH Em Nadjib Hasan (Ketua YM3SK), dan Pak Nalal (Putra KH Choirozzyad dan Cucu KH Turaichan Tajus Syarof). Menjadi layouter juga membuat saya tertarik dengan desain dan akhirnya menjadi bekal untuk desain media pembelajaran yang menarik di bangku kuliah. Jadi semua prestasi saya berkat ikut nasihat ibu,” ujar Aliya Fitrahani dikutip dari Kemenang, Selasa (7/11/2023).
Ketika berada di bangku kelas 10, Aliya harus menerima bahwa sang ayah tidak lagi berada di sisinya. Prestasinya sempat turun, namun dia bertekad saat di bangku kuliah nanti harus lebih baik daripada sebelumnya. Baik di bidang akademik maupun nonakademik.
Perkataannya dibuktikan dengan nyata. Segudang prestasi dia kantongi saat di bangku kuliah mulai dari semester awal hingga akhir. Adapun prestasi yang telah diperoleh di antaranya Juara 2 Juara 2 Lomba Esai Tingkat Umum Se-Nasional di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2021), Juara 1 Lomba Esai Mahasiswa Tingkat Nasional di IAIN Syekh Nurjati Cirebon (2022), Juara 2 Lomba Esai Mahasiswa Tingkat Nasional di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2022).
Kemudian juara 3 Lomba Esai Mahasiswa Tingkat Nasional di Universitas Bengkulu(2022), juara 1 Lomba Media Pembelajaran Berbasis ICT Tingkat Mahasiswa Se-Nasional di Universitas Jambi (2022), juara 1 Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional di UIN Ar-Raniry Banda Aceh (2022), Juara 1 Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional di Universitas Darussalam Gontor (2022), Juara 1 Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional di IAIN Kudus (2022), Juara 3 Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional di Universitas Trunojoyo Madura (2022), dan Juara 3 Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional di UIN Salatiga (2022).
Mahasiswa dengan sapaan Aliya ini selama kuliah juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif. Organisasi yang pernah dia ikuti selama menjadi mahasiswa yaitu Forum Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-K IAIN Kudus Departemen Pendidikan. Sebagai salah satu bentuk pengabdiannya sebagai penerima beasiswa bidikmisi, dia ikut berperan aktif dalam memfasilitasi dan mengembangkan bakat dan minat mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan KIP-K di bidang akademik dan nonakademik.
Aliya menceritakan, berbekal ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan, dia juga mengajar les privat kepada anak-anak sekolah, bergabung dalam tim bimbel hingga tentor freelance. Kegiatan itu pun berlanjut hingga kini dia bisa membuka les privat pribadi dan mulai berprofesi menjadi guru matematika di MTs NU Sultan Agung sejak Agustus lalu.
Dia juga berterima kasih kepada orang tua, teman-temannya dan dosen-dosen tadris matematika yang telah membimbing dan menghantarkan sampai menjadi wisudawati terbaik.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid