JAKARTA, iNewsSerpong.id - Doa meluluhkan hati seseorang berikut dapat diamalkan. Dalam perjalanan hidup, terkadang kita dihadapkan pada situasi di mana hati seseorang perlu diluluhkan.
Hal ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti menjalin hubungan percintaan, mempererat persahabatan, atau menyelesaikan konflik.
Meskipun cinta dan persahabatan membutuhkan usaha dan komitmen, doa dapat menjadi pelengkap yang penuh makna untuk menjembatani hati dan memperkuat ikatan.
Doa-doa ini mengandung harapan dan ketulusan yang diharapkan dapat menyentuh hati dan membuka jalan untuk hubungan yang lebih baik.
Adapun bacaan doa meluluhkan hati seseorang, yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Jumat (3/5/2024), adalah sebagai berikut.
Bacaan Doa Meluluhkan Hati Seseorang
اللَّهُمَّ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَبِيْرُ وَأَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الَّذِيْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ،
(sebut namanya.....)اللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ فُلَاناً كَمَا سَخَّرْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى وَلَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ فَإِنَّهُ لَا يَنْطِقُ إِلَّا بِإِذْنِكَ نَاصِيَتُهُ فِيْ قَبْضَتِكَ وَقَلْبُهُ فِيْ يَدِكَ جَلَّ ثَناَءُ وَجْهِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latin: Allahumma Antal 'Aziizul
Arab-latin: Allahumma innaka antal azizul kabir. Wa anaa abduka adhdhoiifudzdzaliil. Alladzii laa haula wa laa quwwata illaa bika. Allahumma sakhirli ... (sebut nama orang dimaksud, misal fulan bin fulan)... kama sakhkhorta firauna li musa. Wa layyin li qolbahuu kama layyantalhadiida li dawuda. Fa innahu la yantiqu illa bi idznika. Nashiyatuhuu fii qobdhatika. Wa qolbuhuu fi yadika. Jalla tsanau wajhik. ya arkhamar rakhimiin.
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Perkasa lagi Maha Besar, dan aku adalah hamba-Mu yang lemah dan hina, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Mu. Ya Allah tundukkan (sebut nama, misal fulan bin fulan) kepadaku sebagaimana Engkau tundukkan Firaun kepada Musa, dan lembutkan hatinya untukku sebagaimana Engkau melembutkan besi pada Daud. Karena dia tidak berbicara kecuali dengan izin-Mu, ubun-ubunnya ada di tangan-Mu, dan hatinya ada di tangan-Mu.
Waktu yang Mustajab untuk Berdoa
1. Saat malam Lailatul Qadar
Sebagaimana yang telah diketahui, Lailatul Qadar adalah malam yang mulia. Kemuliaannya bahkan lebih baik dari 1.000 bulan.
Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk berdoa di malam tersebut.
Adapun bacaan doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut.
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Artinya: Aku bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda, 'Berdoalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku).'”(HR. Tirmidzi, 3513 dan Ibnu Majah, 3119).
2. Setelah salat fardhu
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ
Artinya: Dari Abu Umamah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu wa"alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: "Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib." (HR. Tirmidzi).
3. Di sepertiga malam
Sepertiga malam adalah saat pukul 01.00 sampai waktu subuh. Di waktu tersebut, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan berdoa karena merupakan waktu yang mustajab.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
Artinya: Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, "Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni." (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758).
4. Saat hari Jumat
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Artinya: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda, "Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari 935, Muslim 852).
Hadits tersebut memiliki banyak interpretasi mengenai waktu mustajab di hari Jumat. Namun, waktu yang paling diyakini adalah di antara dua khutbah.
Hal itu berpedoman pada sebuah hadits yang berbunyi:
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أنَّ عَبْدَ اللهِ بْنُ عُمَرَ قَالَ لَهُ: أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ ؟ قَالَ : قُلْتُ نَعَمْ. سَمِعْتُهُ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ.”
Artiny: Dari Abu Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari Jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, "Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’”(HR Muslim).
Akan tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa waktu yang dimaksud adalah setelah salat ashar. Pendapat ini berpedoman pada sebuah hadits berikut ini.
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
Artinya: Pada hari jumat ada 12 jam. Di antaranya ada satu waktu, apabila ada seorang muslim yang memohon kepada Allah di waktu itu, niscaya akan Allah berikan. Carilah waktu itu di penghujung hari setelah Ashar. (HR. Abu Dawud).
5. Saat berbuka puasa
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
Artinya: Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi. (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405).
6. Waktu di antara adzan dan iqamah
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
Artinya; Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak. (HR. Tirmidzi).
Hadits lain menuturkan bahwa waktu muadzin mengumandangkan adzan adalah waktu yang mustajab. Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk menyimak dan menjawab adzan.
7. Ketika sujud saat salat
Rasulullah SAW bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
Artinya: Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu. (HR. Muslim, no.482).
8. Ketika turun hujan
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
Artinya: Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: Bertemunya dua pasukan, Menjelang sholat dilaksanakan, dan saat hujan turun.
9. Usai khatam Al-Qur'an
Dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir, Imam At-Thabrani mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«مَنْ صَلَّى صَلَاةَ فَرِيضَةٍ فَلَهُ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، وَمَنْ خَتَمَ الْقُرْآنَ فَلَهُ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ»
Artinya: Barang siapa yang selesai melaksanakan shalat fardu maka baginya doa yang mustajab, dan barang siapa yang selesai membaca Al-Quran maka baginya juga doa yang mustajab.
10. Hari Arafah
Hari Arafah jatuh pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Di waktu yang mustajab tersebut, jamaah haji biasanya melakukan wukuf di Padang Arafah.
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Artinya: Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah. (HR. At Tirmidzi).
Demikian bacaan doa meluluhkan hati seseorang yang dicintai dan waktu yang tepat mengamalkannya. Redaksi doa tersebut dapat diubah sesuai dengan hajat seseorang asal tidak mengarah pada kemusyrikan.
(*)