get app
inews
Aa Text
Read Next : Teknologi AI Jadi Solusi Sekaligus Tantangan Baru untuk Tunanetra  

Waspada Penyakit Lupus, Ditemukan 100 Ribu Penderita Baru per Tahun

Senin, 13 Mei 2024 | 10:54 WIB
header img
Organisasi Kesehatan Dunia mencatat jumlah penderita Lupus di seluruh dunia dewasa ini mencapai lima juta orang. (Foto: Ist)

Penulis : Muhammad Hasan -- Staf Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar

PENYAKIT LUPUS apa itu? Tanggal 10 Mei baru saja berlalu. Setiap 10 Mei dunia memperingati sebagai Hari Lupus sedunia.

Mengutip dr. Andri Reza Rahmadi SpPD-KR, M.Kes , dokter ahli penyakit dalam RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, bahwa penyakit Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), salah satu penyakit autoimun reumatik, yang bersifat sistemik.

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem pertahanan tubuh akibat sistem imun seseorang tidak berfungsi dengan normal, sehingga menyerang sel-sel tubuhnya sendiri dan menyebabkan kerusakan organ tubuh.  

The Lupus Foundation of America memperkirakan sekitar 1,5 juta kasus terjadi di Amerika dan setidaknya terjadi lima juta kasus di dunia. Setiap tahun diperkirakan terjadi sekitar 16 ribu kasus baru Lupus.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat jumlah penderita Lupus di seluruh dunia dewasa ini mencapai lima juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan usia produktif dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100 ribu penderita baru.

Di Indonesia, jumlah penderita penyakit Lupus secara tepat belum diketahui. Prevalensi Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di masyarakat berdasarkan survei yang dilakukan Prof. Handono Kalim, dkk di Malang memperlihatkan angka sebesar0,5% tehadap total populasi.

Apa yang Menyebabkan Lupus?

Lupus disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehat. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ-organ tubuh.

Gejala Lupus dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa gejala yang umum termasuk nyeri sendi dan kekakuan serta ruam kulit terutama di wajah, juga  demam dan kelelahan.

Selain itu, sering terjadi rambut rontok disertai gejala  sariawan. Gejala yang paling khas adalah pembengkakan kelenjar getah bening

Sejumlah obat-obat yang dapat menjadi pencetus  timbulnya Lupus, seperti  Hydralazine, pantroprazole, dan procainamide. Selain itu meningkatnya  hormon tertentu perlu diwaspadai sebagai aktivasi penyakit Lupus. Seperti   peningkatan hormon estrogen diluar batas kewajaran.

Pengobatan lupus bertujuan untuk mengendalikan gejala dan mencegah kerusakan organ. Pengobatan lupus dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Beberapa pilihan pengobatan Lupus, antara lain:  Obat-obatan anti-inflamasi nonsteroid (OAINS),Kortikosteroid  dan  obat penekan sistem kekebalan tubuh.

Kapan Harus ke Dokter?

Bila mengalami gejala-gejala yang menyerupai Lupus, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam. Diagnosis Lupus dapat dilakukan dengan berbagai tes, seperti tes darah, tes urine dan tes biopsi.

Untuk mencegah penyakit Lupus, setiap orang  dianjurkan melakukan skrining kesehatan secara rutin di fasilitas kesehatan yang tersedia, baik rumahsakit, Puskesmas maupun klinik kesehatan.

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita lupus. (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut