JAKARTA, iNewsSerpong.id -
Daycare alias
jasa penitipan anak menjadi salah satu solusi bagi para orang tua ketika sibuk dan harus bekerja.
Banyak orang tua memutuskan memakai jasa daycare karena semua kegiatan si kecil bisa lebih terjadwal, terpantau, dan terukur untuk mengetahui perkembangan serta pertumbuhan anak usia dini.
Namun, tentu ada sejumlah pertimbangan sebelum memutuskan menitipkan anak di daycare. Apa saja itu? Berikut di antaranya, melansir dari berbagai sumber.
1. Kualifikasi dan Kemampuan Pengasuh
Menurut The National Association for the Education of Young Children (NAEYC), rekomendasi jumlah pengasuh terbaik di daycare adalah 1 orang untuk 4 bayi dalam kelompok yang tidak lebih dari 8 bayi.
Membangun keterikatan dengan pengasuh juga sangat penting untuk bayi berusia 18 bulan ke bawah. Kesinambungan perawatan pengasuh juga menjadi aspek penting pada tahap ini.
Anak membutuhkan waktu untuk mengembangkan keterikatan dan kepercayaan pada orang yang merawatnya.
Anak hanya dapat berkembang selama ia menikmati banyak perhatian, kasih sayang, dan interaksi yang menyenangkan dengan pengasuh.
Pengasuh yang berkualitas akan peka terhadap kebutuhan anak, merasa nyaman mengekspresikan kasih sayang terhadapnya, dan memahami tahapan perkembangannya.
2. Persiapkan Anak untuk Beradaptasi dengan Lingkungan Baru
Anak-anak juga harus beradaptasi agar dapat menerima dan diterima di lingkungan barunya. Berdasarkan pengalaman, beberapa anak yang baru dititipkan biasanya akan tantrum dalam beberapa hari ke depan untuk adaptasi.
Untuk anak batita yang sudah memahami cerita, maka orang tua bisa mempersiapkan dengan bercerita hal menarik, mewarnai sambil memberikan pemahaman tentang daycare yang akan menjadi tempat belajar anak.
Orang tua juga bisa mengajak anak mengunjungi dan survey tempat ‘sementara' agar anak bisa bermain dan beristirahat sebelum memutuskan untuk memilih tempat itu.
Jelaskan kepada anak jadwal yang ada di daycare. Kapan boleh bermain, kapan boleh tidur, dan juga makan camilannya. Kenyamanan anak menjadi kunci penting dalam hal ini.
3. Mempersiapkan Kebutuhan Anak
Kebutuhan anak ketika akan dititipkan menjadi hal yang harus dipersiapkan dengan baik agar tidak mengganggu orang tua dengan aktivitasnya.
Kebutuhan anak secara fisik antara lain pakaian ganti, diapers bagi bayi dan batita, alat mandi, handuk dan juga obat-obatan seperti minyak telon dll yang dibutuhkan anak anak.
4. Kesiapan Orang Tua
Orang tua juga perlu mempersiapkan diri dengan jadwal baru antar jemput anak ke daycare. Mereka harus menyiapkan diri mendapati hal baru tentang perkembangan anak yang mungkin saja tidak terpantau ketika mengasuh selama ini.
Belajar pamitan sebelum pergi ke mana pun, sehingga anak tidak takut untuk ditinggal. Karena masalah klasik yang selalu muncul ketika anak anak menangis adalah karena ‘rindu' pada orang tuanya.
Membaca kembali syarat dan ketentuan pada daycare yang dipilih. Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan orang tua. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua.
Beberapa daycare/tempat penitipan anak memang hanya benar-benar sebagai tempat penitipan. Artinya anak datang diberi makan, main bebas, tidur siang lalu dijemput.
Jadi, banyak cerita tidak menyenangkan tentangnya. Belum lagi, tentang pengasuh di daycare yang tidak paham bagaimana mengatasi anak dan juga memiliki pengetahuan yang kurang tentang psikologi anak menambah deretan panjang potret suram tentang penitipan anak.
5. Jaga Komunikasi dengan Pihak Daycare
Daycare atau tempat penitipan anak yang baik adalah sekolah yang baik juga untuk orang tua dan anak. Untuk memantau perkembangan anak yang dititipkan, orang tua bisa juga meminta report perkembangan anak yang disiapkan oleh daycare.
Selain itu, komunikasi dengan pihak daycare juga harus baik. Artinya daycare tidak menutup-nutupi peristiwa apa saja yang terjadi dengan anak, kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak terdokumentasi dengan baik selama menjadi tanggung jawabnya.
Bisa dengan video atau juga foto dan penjelasan tentang semua kegiatan anak, sehingga orang tua bisa melanjutkan stimulasi-stimulasi yang dilakukan di daycare dan menyamakannya dengan di rumah.
(*)