JAKARTA, iNewsSerpong.id - Sosok Buraq tidak dilepas dari peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina kemudian naik ke langit tujuh hingga Sidratul Muntaha.
Lalu bagaimana sosok dan wujud Buraq? Dalam sejumlah hadits diterangkan, Buraq merupakan hewan berkecepatan tinggi atau secepat kilat dalam sekali melangkah. Hewan Buraq menjadi tunggangan Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril saat melakukan Isra Mi'raj.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِالْبُرَاقِ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ مُسْرَجًا مُلْجَمًا لِيَرْكَبَهُ، فَاسْتَصْعَبَ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ جِبْرِيلُ: مَا يَحْمِلُكَ عَلَى هَذَا؟ فَوَاللَّهِ مَا رَكِبَكَ قَطُّ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْهُ. قَالَ: فارفضَّ عَرَقًا.
Artinya: Dari Anas radhiallahu anhu, bahwa didatangkan kepada Nabi Muhammad SAW hewan Buraq di malam melakukan Isra. Buraq itu telah diberi pelana dan tali kendali untuk dinaiki Nabi SW, tetapi Buraq sulit untuk dinaiki. Maka Jibril berkata kepadanya, "Apakah yang mendorongmu bersikap demikian? Demi Allah, tiada seorang pun yang menaikimu lebih dimuliakan oleh Allah Swt. daripada orang ini." Setelah itu Buraq mengucurkan keringatnya.
Mengenai sosok Buraq seperti disebutkan dalam hadits berikut yakni berwarna putih dan tingginya lebih tinggi dari hewan keledai.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ، يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ، فَرَكِبْتُهُ فَسَارَ بِي حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، فَرَبَطْتُ الدَّابَّةَ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ فِيهَا الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ دَخَلْتُ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ
Artinya: Dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda seperti berikut: Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu seekor hewan yang berwarna putih; tubuhnya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih rendah dari begal. Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas jangkauan penglihatannya. Aku menaikinya dan Jibril membawaku berjalan hingga sampailah aku di Baitul Muqaddas. Lalu aku menambatkan hewan itu di lingkaran tempat para nabi biasa menambatkan hewan tunggangannya. Aku memasuki masjid dan melakukan shalat dua rakaat di dalamnya, sesudah itu aku keluar.
Dahulu hewan Buraq itu merupakan tunggangan para nabi sebelumnya. Keistimewaan Buraq ialah sekali langkah dapat menempuh jarak sejauh matanya memandang.
Dalam buku Karya Lengkap Nurcholis Madjid disebutkan kendaraan Nabi SAW dalam Isra adalah buraq. Entah apa wujud kendaraan itu, tapi perkataan Buraq berarti kilat. Mengenai Mi'raj yang menggambarkan bahwa Nabi SAW naik ke langit dengan kendaraan seperti tangga yang juga disebut bergerak naik secepat cahaya.
Di sinilah hanya dengan iman kepada Allah SWT bisa meyakini peristiwa Isra Mi'raj Nabi SAW, seperti yang telah dicontohkan Abu Bakar Ash Shiddiq yaitu bahwa terjadinya Isra Miraj Nabi SAW adalah semata-mata berkat kehendak Allah SWT.
Sebab jika diterangkan ilmiah, perjalanan Isra Mi'raj ini menurut perhitungan akal manusia sangat mustahil. Pertama, menurut teori Einstein, suatu benda termasuk jasad manusia seperti jasad Nabi SAW tidak mungkin berjalan secepat cahaya.
Kecepatan cahaya disebut kecepatan mutlak dan jika ada benda berjalan secepat cahaya maka benda itu akan terurai atau hancur. Kedua, seandainya Nabi SAW dalam Miraj dapat berjalan secepat cahaya dalam perhitungan ilmiah manusia, Nabi SAW baru akan tembus batas langit pertama sekitar 11 milar tahun.
Belum lagi ke Sidratul Muntaha yang berada di atas langit ketujuh. Namun, apa yang dikehendaki oleh Allah SWT pasti terjadi. Kemampuan Tuhan itu tidak bisa diukur dengan perkiraan manusia. Maka dengan kehendak Ilahi itu, Nabi SAW memang telah melakukan Isra Mi'raj.
Tentang bagaimana caranya, hanya Allah yang Mahatahu. Manusia hanya dapat membayangkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengadakan perjalanan ke langit tujuh dengan kendaraan yang kecepatannya bermiliar-miliar kali lebih cepat daripada perjalanan cahaya yang sedetik tujuh kali keliling bumi itu.
Inilah hikmah Isra Mi'raj yakni untuk mengukuhkan iman tentang peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. Demikian penjelasan wujud Buraq kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra Mi'raj bersama Malaikat Jibril. Wallahu A'lam. (*)
Editor : Syahrir Rasyid