get app
inews
Aa Text
Read Next : Awal Pekan,  IHSG Terkoreksi 0,01 Persen ke 6.879

Bursa Asia Kompak Terkoreksi, Jelang Pengumuman Sanksi Baru ke Rusia

Kamis, 24 Maret 2022 | 10:52 WIB
header img
Jelang Pengumuman Sanksi Baru ke Rusia, Bursa Asia Kompak Terkoreksi. (Foto : MNC Media)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Pada perdagangan Kamis (24/3/2022) sesi pertama, bursa saham di kawasan Asia mayoritas kompak bergerak di zona merah

Berdasarkan Indeks MSCI yang mengukur kinerja saham Asia Pasifik di luar Jepang mengalami koreksi hingga -0,6 persen.

Data Investing hingga pukul 09:44 WIB, KOSPI Korea Selatan (KS11) tertekan -0,69% di 2.716,10, Hang Seng Hong Kong (HSI) turun -0,45% di 22.054,00, dan Nikkei 225 Jepang (N225) melemah -1,00% di 27.758.

Shanghai Composite China (SSEC) terpuruk -0,70% di 3.248,02, Taiwan Weighted (TWII) anjlok -0,52% di 17.639,71. Adapun Straits Times Singapura tumbuh 0,57% di 3.383,87, dan Australia ASX 200 (AXJO) menguat 0,10% di 7.385,00, sementara Indonesia Composite Index / IHSG naik 0,29% di 7.016,72.

Koreksi di pasar ekuitas Asia terjadi setelah mengalami penguatan dalam beberapa sesi terakhir. Ini merupakan respons jelang pengumuman sanksi dari barat dalam hal ini Amerika Serikat, NATO, dan Uni Eropa terhadap Rusia.

Presiden AS Joe Biden tiba di Brussel untuk serangkaian pertemuan puncak yang membahas perang Ukraina. Biden diperkirakan akan mengumumkan sejumlah sanksi baru AS pada Kamis waktu setempat.

Langkah Biden tampaknya direspons negatif oleh Wall Street pada penutupan semalam. Dow Jones Industrial Average turun -1,3% di 34.358,5; S&P 500 merosot -1,2% di 4.456,2; dan Nasdaq Composite melemat -1,3% di 13.922,60.

"Pasar ekuitas tampak mulai berbalik arah setelah reli baru-baru ini, menyusul yield obligasi yang juga menurun, (penurunan) ini diperkirakan masih terbatas," kata Kyle Rodda, analis pasar di IG, dilansir Reuters, Kamis (24/3/2022).

Rodda mewaspadai ada tekanan lebih dalam merespons isu geopolitik yang saat ini sedang berkembang. "Ini masih merupakan volatilitas pasar yang biasa, (yang) menunjukkan bahwa pergerakan saham saat ini harus dibaca dengan hati-hati," pungkasnya. (*)

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut