Pernikahan Impian di Kastil Abad 19: Kisah Cinta Celine - Hugo di Tangan Ajaib Lianto Wongso
PERNIKAHAN seperti sebuah sebuah dongeng, dan bagi Celine Cannie Wongso serta Hugo Bradley, kisah cinta mereka terukir indah di halaman Castle Eastnor, sebuah kastil megah nan bersejarah di Inggris.
Resepsi mewah ini bukan sekadar perayaan, melainkan perwujudan mimpi yang dirajut dengan detail dan sentuhan personal, terutama oleh tangan dingin sang ayah mempelai wanita, desainer kondang Lianto Wongso dari Wong Hang Tailor.

Acara ini, yang dijuluki "The Royal Wedding", menjadi panggung bagi Lianto untuk memamerkan karya terbaiknya, sekaligus merayakan momen terindah putrinya.
Sorotan tak hanya tertuju pada kedua mempelai, tetapi juga pada seluruh keluarga dan tamu istimewa, termasuk para desainer kenamaan dunia dari Inggris, Belanda, Amerika, Australia, dan berbagai negara lain yang hadir, menambah kilau gemerlap perhelatan ini.
Bagi Celine dan Hugo, pernikahan ini adalah wujud nyata dari "dream wedding" mereka: sebuah konsep mewah bak kerajaan yang membuat keduanya merasa seperti raja dan ratu ala Inggris.
"Kastil bergaya abad ke-19 ini dipilih sebagai lokasi pernikahan karena keindahan arsitektur yang klasik dan kemewahan ala kerajaan. Dengan taman luas, danau, dan interior yang megah, Castle Eastnor memberikan nuansa fairytale wedding yang memukau," ungkap Lianto Wongso, dengan bangga menceritakan pilihan venue yang sempurna ini.

Celine, anak pertama dari tiga bersaudara — bersama adik-adiknya, Solomon Stevano dan Brillian Brainer — kini tak hanya menjadi pengantin, tetapi juga sosok yang meneruskan dan memegang kendali merek fesyen keluarga, Stevano Brill.
Di balik megahnya pernikahan Celine dan Hugo, ada satu sosok kreatif yang menyatukan cinta dan karya: Lianto Wongso sendiri, sang maestro di balik Wong Hang Tailor.
Keluarga besar desainer ternama ini, yang dikenal luas di dunia bespoke tailoring Indonesia—karya-karyanya bahkan dikenakan oleh Presiden Joko Widodo dan keluarganya, serta tokoh politik dan artis ternama—turut menjadi pusat perhatian. Lianto Wongso, sebagai desainer jas pria papan atas sekaligus pemegang merek Stevano Brill, memastikan setiap detail pernikahan mencerminkan reputasi mereka.
Dalam resepsi mewah ini, mempelai wanita dan keluarga besar turut memperkenalkan koleksi terbaru mereka: Black Tuxedo dengan bahan premium Loropiana, merek tekstil mewah asal Italia yang dikenal dengan kualitas wool terbaik di dunia. Desain yang ditampilkan memadukan kesan klasik, elegan, dan mewah, menegaskan posisi keluarga ini sebagai salah satu desainer jas pria terbaik di Indonesia maupun internasional.
Celine, yang juga seorang desainer dari London, bersama adiknya Solomon (lulusan tailoring dari Savile Row London) dan Brainer, bahkan turut serta membuat jas untuk para tamu undangan dengan setelan tuksedo klasik.
Pernikahan Celine dan Hugo ditutup dengan pertunjukan kembang api ala Disney yang memukau, mengubah langit Castle Eastnor menjadi layaknya dongeng Cinderella. Para tamu terpukau, banyak yang menyebutnya "The Most Magical Wedding Finale Ever."
"Ini adalah kebanggaan keluarga, seperti jas yang kami buat untuk presiden, setiap jahitan di sini mengandung filosofi ketelitian, presisi, detail, dan kehormatan," ujar Lianto Wongso, menggambarkan filosofi di balik setiap karya dan momen penting keluarganya.
Pernikahan ini bukan sekadar perayaan cinta, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa craftsmanship dan desain berkualitas tinggi akan selalu relevan.
Keberhasilan acara ini juga tak lepas dari kolaborasi dengan fotografer Jessica dan videografer Edwin dari Summerstory, nama besar di industri pernikahan Indonesia. "Kami ingin menciptakan momen yang tak terlupakan, tidak hanya untuk kami, tapi untuk semua orang yang hadir," ungkap Celine Cannie Wongso dan Hugo, senada.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta