Kwik Kian Gie dan Pelajaran Berharga: Jimly Kagum Pada Jiwa Nasionalisme Tanpa Mengubah Nama
JAKARTA, iNewsSerpong.id – Indonesia kehilangan salah satu ekonom dan pemikir ulung, Kwik Kian Gie, yang wafat pada Senin (28/7) malam di usia 90 tahun. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, turut melayat ke Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Soebroto pada Selasa (29/7/2025) siang.
Di tengah suasana duka, Jimly menyampaikan kekagumannya yang mendalam terhadap almarhum Kwik Kian Gie. Ia secara khusus menyoroti keputusan Kwik yang tetap mempertahankan nama Tionghoanya, di saat banyak tokoh Tionghoa lain di era Orde Baru memilih mengganti nama mereka.
"Saya juga apresiasi itu, namanya tetap Kwik Kian Gie, enggak diganti nama. Padahal banyak tokoh-tokoh chinese, ya kan, sejak zaman Orde Baru, pasca 1965, ganti nama semua, pakai 'O' semua, ya kan," kata Jimly di Rumah Duka Sentosa.
Bagi Jimly, sikap Kwik ini adalah bukti nyata nasionalisme yang luar biasa kuat, tanpa harus mengorbankan identitas keluarga. "Namanya tetap Kwik Kian Gie, itu harus kita hargai. Saya senang itu, wah bagus ini orang. Semangat kebangsaannya luar biasa, identitas nama keluarganya tetap ada. Harus begitu kita, jangan gara-gara politik identitas pribadi keluarga hilang," ungkapnya penuh kekaguman.
Jimly juga mengenang Kwik Kian Gie sebagai pribadi yang selalu memiliki ide-ide "anti-mainstream" dan tak segan melontarkan kritik tajam kepada pemerintah. Kwik, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (1999-2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (2001-2004), dikenal kerap mengkritik kebijakan yang dianggapnya terlalu liberal.
"Pokoknya kebijakan-kebijakan yang dianggapnya terlalu liberal, dikritik karena dia salah satu institutional economist, ekonom yang bukan hanya melihat angka-angka, tidak kayak bankir yang hanya melihat angka-angka naik turun pertumbuhan, tapi dia juga melihat aspek efektivitas pelembagaan ekonomi," jelas Jimly, menggambarkan kedalaman pemikiran ekonom kelahiran Pati, 11 Januari 1935 ini.
Kwik Kian Gie, seorang fungsionaris PDI Perjuangan dan pendiri Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII), akan selalu dikenang sebagai ekonom, politikus, dan pengamat yang berani memegang teguh prinsip serta identitasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta