get app
inews
Aa Text
Read Next : Sri Yuliana, Penculik Bilqis Ternyata Jual Dua Anak Kandungnya

Anak Adalah Titipan Allah, Bukan Komoditas untuk Diperdagangkan

Sabtu, 15 November 2025 | 09:56 WIB
header img
Bilqis, bocah usia empat tahun yang diculik berhasil diselamatkan. (Foto: Ist)

OPINI: Oleh Syahrir Rasyid, Pimpinan Redaksi iNewsSerpong

"ANAK adalah titipan Allah SWT, bukan komoditas yang bisa diperdagangkan seenaknya". Kalimat ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua di tengah maraknya kasus perdagangan anak belakangan ini.

Setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki nilai dan hak yang harus dihormati, bukan hanya dipandang sebagai objek yang bisa diperjualbelikan.

Kasus penculikan Bilqis, bocah berusia 4 tahun dari Makassar, yang ditemukan di Jambi, kembali membuka sudut pandang kita tentang dahsyatnya skandal perdagangan anak lintas wilayah.

Kasus ini bukanlah yang pertama, dan sayangnya, mungkin tidak juga yang terakhir. Terungkapnya pola transaksi ini menunjukkan betapa dalamnya masalah ini merasuki kehidupan masyarakat kita.

Rekam jejak pelaku, Sri Yuliana, yang tidak hanya menculik Bilqis tetapi juga mengaku pernah menjual dua anak kandungnya sendiri, adalah contoh nyata betapa rendahnya moralitas seseorang yang terjebak dalam siklus kejahatan ini.

Dengan lima anak yang seharusnya dilindungi, ia malah memilih untuk mengeksploitasi mereka.

Kembali menyegarkan ingatan skandal penculikan Bilqis. Bocah usia empat tahun itu sedang menunggui ayahnya bermain tenis di Taman Paku Sayang, Makassar, pada Minggu pagi, 3 November 2025. Namun, Bilqis menghilang tanpa jejak.  

Orangtua Bilqis yang dalam kepanikan berhasil mendapatkan rekaman CCTV sehari setelahnya. Terekam jelas, Bilqis dibawa seorang wanita bernama Sri Yuliana keluar dari taman. Laporan pun resmi dilayangkan ke Polrestabes Makassar.

 Singkat cerita, Bilqis diperdagangkan seperti komoditi. Pelaku penculikan Sri Yuliana menjual Bilqis kepada NH seharga sekitar Rp 3 juta. Dari tangan NH, Bilqis dikuasai  MA dan AS di Jambi setelah menebus sekitar Rp 15 juta.

Di depan petugas kepolisian, MA dan AS mengaku meraup keuntungan cukup besar dari penjualan Bilqis. Tersangka "melepas" Bilqis kepada seorang anggota komunitas suku Anak Dalam di Jambi senilai Rp 80 juta.

Selang lima hari, Bilqis ditemukan dalam keadaan selamat di Provinsi Jambi, berjarak ribuan kilometer dari Makassar. Proses penjemputan diwarnai drama, Bilqis sudah menempel secara emosional ke komunitas suku Anak Dalam.

 Berangkat dari kasus Bilqis yang viral itu, warganet ramai-ramai mengungkit kembali dua bocah lain yang sampai hari ini masih hilang,  Alfaro Kiano Nugroho (6) — hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan sejak Maret 2025 dan Kenzi Alfarez (3) — hilang di Bungo, Jambi sejak 2022.

Harapan orangtua Alfaro dan Kenzi yang masih menggantung, kini mendapat secercah cahaya untuk kembali berkumpul dengan anaknya, menyusul pengungkapan kasus penculikan Bilqis.   

Jangan Jadi Manusia Zalim

Mengapa kasus penculikan dan perdagangan anak kian marak? Motif ekonomi sering kali menjadi pemicu utama.

Namun, dibalik itu, terdapat juga faktor sosial, teknologi, serta lemahnya pengawasan dari orang tua dan masyarakat. Kemudahan yang diberikan oleh media sosial juga turut andil dalam memperkuat jaringan pelaku kejahatan ini.

Perdagangan anak bukan hanya sekadar kejahatan kemanusiaan, tetapi juga pelanggaran moral yang sangat berat. Allah SWT telah mengingatkan kita bahwa anak adalah amanah teragung yang tidak boleh dikhianati.

Mengabaikan nilai-nilai ini bukan hanya menjadikan kita sebagai manusia yang zalim, tetapi juga mengancam masa depan generasi penerus kita.

Marilah kita bersama-sama menolak, mencegah, dan memerangi praktik perdagangan anak. Setiap dari kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga amanah Allah dan melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kejahatan.

Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk melindungi mereka dan menjadi penjaga amanah yang sejati. (*)


Sri Yuliana, tidak hanya menculik Bilqis tetapi juga mengaku pernah menjual dua anak kandungnya. (Foto: Ist)
 
 
 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut