“Kami melihat pertumbuhan PDB akan melambat hingga hampir nol, inflasi menetap di sekitar 3% dan The Fed menaikkan suku di atas 4%," jelas Harris.
Tidak hanya Harris, ekonom yang terlihat lebih optimis seperti Michael Ferolli dari JPMOrgan juga bilang, ‘pendaratan’ a la The Fed akan agak mengguncang.
"Model kami menunjukkan kemungkinan resesi sebesar 63% selama dua tahun ke depan dan peluang mencapai 81% bahwa resesi dimulai selama tiga tahun ke depan,” kata Ferolli.
Dari dalam negeri, pelaku pasar akan menunggu keputusan suku bunga acuan a la BI pada Kamis (23/6). Ekonom yang dihimpun Tradingeconomics memprediksi, BI akan menaikkan suku bunga menjadi 3,75% dari bulan sebelumnya 3,50%.
BI sendiri sudah menahan suku bunga acuan selama 15 bulan beruntun. Suku bunga 3,5% sendiri adalah yang terendah sepanjang sejarah RI.
Informasi saja, secara tahunan, inflasi Mei 2022 tercatat 3,55% (yoy), atau lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,47% (yoy). Target inflasi BI sendiri berada di kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022.(*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait