Elon Musk Kehilangan Kekayaan Rp1.731 Triliun Kurang dari Setahun

Dinar Fitra Maghiszha
Elon Musk kehilangan Rp1.731 triliun kurang dari setahun

NEW YORK, iNewsSerpong.id - Orang terkaya di dunia Elon Musk kehilangan kekayaannya 110,9 miliar dolar AS atau Rp1.731 triliun dalam waktu kurang dari setahun. Itu karena anjloknya saham Tesla

Pada November tahun lalu, CEO Tesla itu menjadi orang pertama dalam sejarah dunia, yang memperoleh kekayaan sebesar 300 miliar dolar AS. Pada 4 November 2021, dia mencatatkan kekayaan terbesar mencapai 320,3 miliar dolar AS. 

Namun kekayaan Musk telah turun hampir 35 persen sejak itu menjadi 209,4 miliar dolar AS pada penutupan pasar Kamis (20/10/2022). Dia kehilangan sekitar 110,9 miliar dolar AS. Itu akibat penurunan tajam harga saham Tesla. 

Bulan ini saja, kekayaan Musk anjlok 28 miliar dolar AS atau setara Rp437,4 triliun. Berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes, kekayaannya saat ini mencapai 209,4 miliar dolar AS atau setara Rp3.267,5 triliun. 

Sementara dalam kinerja kuartalan yang dilaporkan pada Rabu (19/10/2022), pendapatan pembuat mobil listrik miliknya jauh dari ekspektasi analis. Kekhawatiran tentang kemungkinan resesi, membuat banyak investor ketakutan.

"Dia menjual mobil dengan harga tinggi, jadi resesi tidak akan baik untuk bisnisnya," kata Kepala Strategi Pasar di Miller Tabak + Co.,  Matt Maley, dikutip dari Forbes, Jumat (21/10/2022).

Musk sangat kaya sejak awal dan masih menjadi orang terkaya di dunia. Dia lebih kaya 60 miliar dolar AS dari bos LVMH Bernard Arnault dan 71 miliar dolar AS dari pendiri Amazon Jeff Bezos. 

Adapun Musk telah menjual saham Tesla senilai 31 miliar dolar AS pada tahun lalu untuk membiayai upayanya mengakuisisi Twitter. Karena kesepakatan belum selesai, Forbes menghitung nilai uang tunai (dikurangi pajak) yang diperoleh dari penjualan tersebut terhadap kekayaan bersihnya. 

Tetapi semua drama yang terkait dengan kesepakatan itu menakuti investor, yang percaya bahwa Musk membayar lebih untuk jejaring sosial dan secara tidak bertanggung jawab menjual saham Tesla untuk mendanainya.

"Masalah bagi investor Tesla adalah bahwa lebih banyak penjualan saham kemungkinan oleh Musk untuk mendanai kesepakatan ini, yang kami yakini akan terjadi sebagai salah satu kesepakatan M&A terburuk dan paling banyak dibayar dalam sejarah pasar,” kata analis Wedbush Dan Ives.

Nmaun analis lain lebih optimistis tentang prospek Tesla. Analis ekuitas di CFRA Research Garrett Nelson mengatakan, Tesla tetap menjadi salah satu perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan terkuat selama jangka menengah dan panjang dan didorong oleh rekor penjualan kendaraan pada kuartal terakhir.(*)



Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network