LUMAJANG, iNews.Serpong.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 5.205 jiwa yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Erupsi juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti jalan, fasilitas pendidikan, jembatan, hingga rumah-rumah warga.
Menurut Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, ada 2.970 unit rumah yang terdampak erupsi Gunung Semeru. "Fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit, jembatan putus 1 unit, Jembatan Gladak Perak yang berada di Desa Curah Kobokan, penghubung antara Lumajang dan Malang," kata Muhari melalui keterangan tertulisnya, Senin (6/12/2021) siang.
Selain itu, ada sebanyak 1.707 jiwa mengungsi yang tersebar di 19 titik pengungsian. Dari jumlah tersebut sembilan titik posko pengungsian berada di Kecamatan Pronojiwo, mulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2 dan Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng (Desa Oro Ombo).
Di Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2,serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro-Oro Ombo. "Ada enam titik posko pengungsian di Kecamatan Candipuro, yakni Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro," ujarnya.
Sementara, empat pos berada di Kecamatan Pasirian Lumajang yang tersebar di Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian. Sebelumnya diberitakan Gunung Semeru memuntahkan material vulkanik berupa guguran awan panas dan abu vulkanik saat erupsi pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.
Erupsi Gunung Semeru terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Awan panas keluar disertai material vulkanik dimuntahkan mengarah ke Curah Kobokan sejauh 10-11 kilometer dari kawah Gunung Semeru.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah. Hingga Senin (6/12/2021) siang sebanyak 17 warga warga meninggal dunia dan 56 warga terluka, mayoritas mengalami luka bakar. Para warga ini dirawat di empat fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang seperti RSUD dr Haryoto, RS Bhayangkara Lumajang, RS Pasirian, Puskesmas Penanggal, Puskesmas Candipuro, dan beberapa puskesmas lainnya.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait