SERPONG CITY, iNewsSerpong.id - Gowes sepeda jarak jauh hingga ratusan kilometer itu hal biasa. Tetapi bersepeda melintasi provinsi dengan menempuh ratusan kilometer dan memakai sepeda tandem tiga itu baru berita.
Belum lama ini tepatnya akhir Oktober lalu, sebuah tim pesepeda tandem tiga beranggotakan Aulia Kangsadeva, Niwan Kustiawan dan Wahyu Eka, melakukan perjalanan dari Tangerang, Banten ke Purwokerto, Jawa Tengah.
Lintasi 4 Wilayah Provinsi
Jarak antara Tangerang ke Purwokerto sekitar 400-an kilometer dengan melintasi empat wilayah provinsi, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Kami menghabiskan waktu dua hari dan satu malam. Dan, sangat mengasyikkan," ungkap Aulia Kangsadeva saat Podcast dengan iNewsSerpong.
Lebih jauh simak Podcast iNewsSerpong bersama Aulia Kangsadeva, klik di laman ini.
Perjalanan ke Purwokerta bukan tanpa alasan, Aulia Kangsadeva, mengungkapkan bahwa acara gowes ke Purwokerto untuk menghadiri Jambore Nasional Pesepeda Lipat. Aulia Kangsadeva bersama kedua rekannya yang menggunakan sepeda tandem tiga berwarna putih, dikawal 11 rekan pesepeda lipat biasa.
Untuk menempuh perjalanan jauh itu, Aulia Kangsadeva mengaku tidak melakukan persiapan khusus. "Tidak ada persiapan khusus karena kami sudah terbiasa gowes dengan jarak yang lumayan jauh," kata pria yang sehari-hari berprofesi sebagai arsitek.
Walau perjalanan cukup melelahkan, Aulia Kangsadeva membeberkan sangat terobati saat finish di Purwokerto. "Perjalanan lancar, rombongan tidak mengalami masalah serius, paling ban bocor. Yang pasti kami menikmati perjalanan," ujarnya.
Sepanjang perjalanan, pesepeda tandem tiga ini mendapat perhatian dari masyarakat, walau tidak dikawal petugas khusus.
Di antaranya perjalanan yang paling melelahkan adalah seputar wilayah Bekasi. Sebab perjalanan selalu diwarnai kemacetan. Selepas wilayah tersebut perjalanan lancar tanpa hambatan hingga tujuan.
Mengendarai sepeda tandem tiga tantangan terberatnya adalah kemacetan. Pasalnya, tim harus memulai gowes awal di sini dibutuhkan harmonisasi satu dengan yang lainnya. "Kalau gowes jalan lurus tanpa macet itu asyik banget," jelas Aulia.
Lalu bagaimana memilih tim sepeda tandem tiga, apakah ada persyaratan khusus? Memilih tiga orang tidak ada kriteria khusus. Waktu itu, papar Aulia, seorang rekan pemilik sepeda tandem tiga itu menantang untuk perjalanan jauh.
Saat itu, Aulia langsung mengiyakan dan mencari dua kawan yang bisa diajak. Pria yang juga pengurus komunitas sepeda lipat Tangerang dan sekitarnya (Selintas) tak sulit menemukan dua orang. Muncullah dua nama, yakni Niwan Kustiawan dan Wahyu Eka. Gayung bersambut keduanya ikut tertantang.
Persoalannya bagaimana mengatur formasi untuk menggowes sepeda tandem tiga ini? Untuk urusan gowes, ketiga orang ini tidak diragukan lagi tetapi untuk menetapkan siapa di posisi depan, tengah dan belakang ternyata ada syaratnya.
"Kami memutuskan posisi tengah Niwan Kustiawan karena beratnya sedikit dibawah kami berdua," jelasnya. Pasalnya, sepeda tandem tiga itu didesain sebagai sepeda keluarga. Posisi di depan adalah ayah, posisi belakang ditempati ibu, dan anak di tengah karena pertimbangan berat.
Bagi, Aulia Kangsadeva, bersepeda selain sebagai salah satu upaya menuju sehat juga punya keasyikan tersendiri. Dan, dibalik bersepeda terselip berbagai filosofi hidup. Saat bersepeda kalau tidak gerak (gowes) pasti jatuh. Begitupula untuk menjaga keseimbangan hidup senantiasa dituntut harus selalu bergerak. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait