Triton dan MLC Indonesia Gandeng BCA Salurkan KUR untuk Pengusaha Laundry, Kredit hingga Rp500 Juta

Choirullah
Director PT Triton Internasional, Rizal Matulatan dan Kepala Pengembangan Bisnis BCA KCU Alam Sutera, Agustina Hadiwijaya, menandatangani Memorandum of Understanding program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), Selasa (21/3/2023). (Foto : iNewsSerpong) 

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Usaha laundry salah satu usaha yang berkembang pesat saat ini di Indonesia. Bahkan di saat Pendemi Covid-19 menerpa negeri ini, hampir semua lini usaha bertumbangan namun bisnis laundry justru berjaya.

Membuka bisnis laundry cukup mudah namun kendala utama terletak pada pembiayaan. Karena permodalan terbatas akhirnya bisnisnya pun tidak bisa kompetitif. Selain itu, pelaku bisnis laundry banyak terkendala dalam hubungan perbankan.  

Memecahkan persoalan klasik itu, PT Triton Internasional dan PT MLC Indonesia bersama dengan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), Selasa (21/3/2023) 

Solusi dari Distributor

Dengan kesepakatan penyaluran KUR melalui BCA, Director PT Triton Internasional, Rizal Matulatan menyatakan, ini kesempatan yang ditunggu-tunggu untuk lebih menghidupkan bisnis laundry.

"Kita memerlukan program KUR ini supaya tidak membayar lebih mahal lagi. Ini solusi dari distributor ke customer lewat BCA sebagai mitra bisnis," ungkap Rizal Matulatan.

Jadi, untuk membangun bisnis laundry pelaku bisnis cukup membayar down payment (DP) 40% untuk pengadaan mesin komersial, dan 60% ditanggung KUR yang dicicil 36 bulan dengan bunga 6%.

Saat ini,  papar Rizal Matulatan  yang juga founder PT Triton Internasional baru launching atau dieperkenalkan di Jabotabek. "Dalam waktu dekat seluruh Indonesia akan kita cover, dengan syarat semua menggunakan mesin komersial," jelasnya. 

Semangat Bisnis Luar Biasa

Mengapa program KUR ini dibutuhkan? Director PT MLC Indonesia, Gerwyn Matulatan, membeberkan pengalamannya bahwa hampir setiap saat berhadapan dengan customer dengan modal terbatas.

Semangat berbisnis luar biasa tetapi pembiayaan tidak mendukung. Akibatnya, terpaksa memakai mesin rumahan yang tidak kompetitor. Hanya beroperasi dalam jangka pendek mesin rusak tentu butuh ongkos perbaikan lagi. 

Sementara itu, kalau memakai mesin komersial, menurut Gerwyn, akan lain ceritanya karena ada garansinya. "Masalahnya, akses ke mesin komersial agak susah bagi yang kemampuan finansialnya terbatas," jelas Gerwyn yang juga bertindak sebagai konsultan bisnis laundry.

Gerwyn mengaku menggagas kolaborasi dengan BCA untuk menyalurkan KUR ke pengusaha laundry sedikit butuh waktu. Dan, enam bulan sebelum ditandatangani, program ini sudah di-sounding ke komunitas bisnis laundry dan peminatnya sangat tinggi. 

Program KUR yang diperuntukkan pengusaha laundry ini memberikan besaran kredit dengan rentang dari Rp50 juta hingga Rp500 juta. "Beasaran kredit itu sudah lebih dari cukup dalam membangun bisnis laundry," ungkap Gerwyn di depan para pengusaha laundry.  

Bagi BCA, bisnis laundry salah satu usaha yang berkembang pesat sehingga sangat tepat untuk mendapat kredit usaha.

Kepala Pengembangan Bisnis BCA KCU Alam Sutera, Agustina Hadiwijaya, mengibaratkan bisnis laundry itu seperti kebutuhan pokok, setiap orang butuh makan setiap hari begitupula dengan urusan laundry.

Agustina menegaskan, bisnis laundry sebagai bagian dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sasaran yang tepat dalam penyaluran KUR yang menjadi program pemerintah memberdayakan ekonomi masyarakat.

"Bank BCA sebagai bagian dari perbankan nasional berkomitmen penuh dalam membantu UMKM"  tegas Agustina. UMKM adalah motor penggerak perekonomian nasional dan KUR sebagai program pemerintah untuk membuat UMKM naik kelas. Dan, BCA bertindak sebagai bank penyalur KUR.

Program pembiayaan lewat KUR itu, disambut antusias kalangan pebisnis laundry. Kerjasama pembiayaan itu  membuat semakin semangat membangun bisnis laundry agar tumbuh semakin banyak lagi. "Bunganya bagus sekali 0,5% per bulan," ungkap Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia, Apik Primadya.

Lebih jauh, Apik Primadya menilai, batasan kredit yang disediakan hingga sebesar Rp500 juta, sangat memadai bahkan lebih dari cukup. Untuk membuka sebuah bisnis laundry yang kompetitif dan profesional, dibutuhkan modal sekitar Rp150 juta hingga 250 juta. 

Tanggapan senada juga diungkapkan Ketua Umum Induk Laundry Indonesia, Reza yang menilai program penyaluran KUR akan sangat bermanfaat. Apalagi selama ini, tidak sedikit pelaku bisnis laundry yang tak bisa berhubungan langsung dengan perbankan. (*)


Foto bersama pengusaha laundry usai penandatanganan Memorandum of Understanding program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk bisnis laundry, Selasa (21/3/2023). (Foto : iNewsSerpong) 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network