BLORA, iNews.Serpong.id – Pratama Arhan melintasi jalan berliku hingga menjadi bintang Timnas Indonesia seperti sekarang. Sejak SD bermain bola plastik, ibunya, Surati, bahkan rela utang sana-sini untuk membelikan sepatu bek kiri PSIS Semarang itu.
Arhan memang berasal dari keluarga yang jauh dari kata mampu. Dia anak tukang sayur yang tinggal di rumah sederhana berlantaikan tanah. Ibunya pedagang sayur keliling, ayahnya pekerja serabutuan.
Dilansir Youtube Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Selasa (4/1/2022), Surati bercerita, “Dulu kami memang susah sekali, utang sana sini. Dulu dia tidak punya sepatu, tidak punya Rp 25 ribu, dan itupun sekali dipakai udah jebol. Ibu juga kalau ada turnamen sering berutang untuk biaya turnamen itu sendiri. Karena itu demi kebaikan Arhan sendiri.”
Arhan mulai jatuh cinta dunia sepak bola saat duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu dia bermain dengan bola plastik. “Arhan dari kelas dua SD udah main bola plastik di depan rumah tetangga dengan anak-anak yang lain, karena di sini tidak ada lapangan bola,” tutur Surati.
Kemampuan Arhan berkembang saat masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) Putera Mustika di Blora. Dia mengikuti jejak sang kakak yang menimba ilmu di tempat tersebut. “Dia itu walaupun hujan, walaupun terik, tidak pernah bolos sekolah bola. Satu minggu tiga kali dia masuh terus, gak pernah absen bolanya,” ucapnya.
Kerja keras tak mengkhianati hasil. Pratama Arhan kini jadi pemain kunci yang mampu mengantarkan Indonesia runner-up Piala AFF 2020. Dia mencetak dua gol. Salah satunya ke gawang Malaysia yang membuat Indonesia lolos ke semifinal sebagai juara Grup B.
Di akhir turnamen, Pratama Arhan juga dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Piala AFF 2020. Kini kegemilangan Pratama Arhan terdengar sampai Korea Selatan. Mantan klub Shin Tae-yong, Seongnam FC, dikabarkan tertarik menggunakan jasanya.
Editor : Burhan
Artikel Terkait
