JAKARTA, iNewsSerpong.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai jumlah perusahaan rintisan startup Indonesia masuk kategori unicorn dengan nilai kapitalisasi lebih dari USD1 miliar terus bertambah di Indonesia.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan negara besar seperti China dan Amerika Serikat, keberadaan unicorn di Indonesia masih sangat kecil.
"Kita komparasi dengan China dan Amerika. China ada 107 unicorn, Amerika lebih dari 200 dan Indonesia baru delapan unicorn," kata Erick, dalam dialog bersama komunitas Start Up Singo Edan Malang (Stasion), di Kota Malang, Sabtu (15/1/2022).
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menambah jumlah unicorn yang ada. Hal tersebut mengingat jumlah penduduk di Indonesia yang sangat besar dan memiliki potensi yang sangat luar biasa.
Menurutnya, dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia tersebut sudah seharusnya unicorn di Indonesia bisa bertambah. Ia mengharapkan, nantinya di Indonesia akan muncul puluhan unicorn-unicorn baru.
"Ekonomi kita akan terus berkembang menjadi nomor empat dunia. Artinya apa, tidak mungkin unicorn kita hanya delapan, minimal 25 dan saya berhadap ada yang dari Malang," kata Erick.
Oleh karena itu, lanjutnya, ia mengharapkan anak-anak muda Indonesia termasuk para pelaku start up di Kota Malang untuk bisa memanfaatkan peluang yang ada dengan menjadi generasi muda yang produktif.
"Makanya saya bilang, jangan jadi generasi muda yang rebahan dan konsumtif, tapi produktif. Bisa tidak, pasti bisa," ujarnya.
Ia memastikan bahwa pemerintah akan terus hadir dan berupaya mendorong lahirnya unicorn-unicorn baru di Indonesia. Ada sejumlah program yang telah diluncurkan pemerintah seperti Merah Putih Fund dan Sembrani Fund untuk mendukung start up dan UMKM Indonesia.
"Ekonomi kita akan terus bertumbuh hingga 2045 dan pemerintah hadir untuk kalian (pelaku start up)," ucapnya.
Saat ini tercatat ada sebanyak delapan unicorn yang ada di Indonesia. Delapan start up berstatus unicorn pada 2021 adalah Gojek yang merupakan penyedia berbagai layanan, Tokopedia di bidang e-commerce, dan Traveloka yang merupakan perusahaan pada bidang travel.
Kemudian, Bukalapak pada bidang e-commerce, Ovo yang merupakan start up bidang pembayaran elektronik, J&T Express perusahaan bidang pengiriman barang, Xendit sebuah perusahaan financial technology (fintech) dan Ajaib sebuah start up bidang investasi saham dan reksadana online.(*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait