Semangka jadi Simbol Perlawanan Palestina, Bagaimana Ceritanya?

Kastolani Marzuki
Buah Semangka yang jadi simbol perlawanan Palestina disebutkan dalam Alquran. (Antara)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Buah semangka yang dijadikan simbol perlawanan Palestina kini tengah ramai diperbincangkan. Lantas, adakah ayat Alquran soal semangka?

Buah semangka menjadi simbol dukungan dan protes terhadap agresi militer Israel di media sosial. Meskipun terlihat tidak berhubungan, warna semangka yang mirip dengan bendera Palestina menjadi alasan pemilihan simbol ini. Semangka memiliki warna merah, hijau, putih, dan hitam, sama seperti warna bendera Palestina.

Warganet menggunakan simbol semangka untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Palestina dan mengecam agresi militer Israel.

Ayat Alquran soal Semangka

Dalam Alquran, memang tidak disebutkan eksplisit mengenai buah semangka. Namun, ada dua ayat dalam Alquran yang merujuk pada buah semangka.

Pertama, Surat Ash-Shaaffaat ayat 146. Allah SWT berfirman:

وَاَنۡۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةً مِّنۡ يَّقۡطِيۡنٍ‌ۚ

Artinya: Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (QS. Ash Shaffat: 146) 

Dilansir dari laman tebuireng, Rasuulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam ketika menyebut ayat itu lalu bersabda: labu dan semangka adalah buah dari surga.

Menurut Ibnu Qayyim yang dimaksud semangka dalam hadis tersebut adalah semangka hijau. Semangka hijau lebih cepat dicerna oleh lambung dan lebih cepat bercampur dengan makanan yang ada di dalam perut.

Ibnu Qayyim juga menambahkan bahwa semangka sebaiknya dikonsumsi sebelum makan. Sebagian besar dokter pun menyarankan demikian yakni mengonsumsi semangka sebelum makan dapat mencuci perut dan menghindarkan dari berbagai penyakit.

Pendapat lain di kitab Maqashid Al-Hasanah yang disampaikan oleh salah satu murid Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani yakni Imam Al-Sakhawi menyebutkan hadis tentang semangka adalah palsu. Al-Sakhawi juga menguatkan penilaiannya dengan mengutip penilaian Imam Al-Nawawi yang senada.

Ayat Alquran soal semangka juga disebutkan secara tersirat dalam Surat Al baqarah ayat 61.

وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ

Artinya: (Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah. (QS. Al Baqarah: 61).

Sebagian ahli pangan seperti pakar pangan asal Yordania, Dr Jamil al Qudsi ad-Duwaik menyatakan kata qitsa dalam ayat tersebut secara harfiah memang artinya mentimun. Namun, maknanya bisa luas yang juga disematkan ke buah semangka.

Buah Semangka Kesukaan Rasulullah

Dr H Fathul Bari dalam artikelnya dilansir dari laman nuprobolinggo menjelaskan, ada beberapa hadits tentang buah semangka yang menjadi kesuakaan Baginda Nabi Muhammad SAW. Salah satunya diriwayatkan Siti Aisyah radhiyallahu'anha. Rasulullah SAW pernah bersabda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ الْبِطِّيخَ بِالرُّطَبِ فَيَقُولُ نَكْسِرُ حَرَّ هَذَا بِبَرْدِ هَذَا وَبَرْدَ هَذَا بِحَرِّ هَذَا

Artinya: Nabi Muhammad SAW makan semangka bersama ruthab (kurma yang matang sebelum jadi tamar) kemudian beliau bersabda: “Kita menghilangkan panasnya ini (ruthab) dengan dinginnya ini (semangka), dan kami menghilangkan dinginnya buah ini (semangka) dengan panasnya buah ini (semangka)” [HR Abu Dawud].

Dalam hadits lain tentang buah semangka disebutkan, suatu ketika, seorang tukang jahit mengundang Rasulullah SAW untuk makan hasil masakannya.

Anas bin Malik radhiyallahuanhu kemudian ikut pergi bersama Nabi SAW. Si Tukang jahit menghidangkan roti dari gandum dan kuah yang di dalamnya ada labu dan dendeng daging. Anas berkata; Aku melihat Rasulullah SAW mencari-cari labu yang berada di sekeliling piring besar, lalu ia berkata:

فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ مُنْذُ يَوْمَئِذٍ

Artinya: Mulai saat itu, aku menjadi senang dengan labu (karena disukai oleh Rasul SAW). [HR Muslim].

Karena itu, bagi seorang muslim ketika memakan buah Semangka dianjurkan untuk meniatkannya tidak hanya untuk menambah nafsu makan, namun mengikuti atau ittiba kesukaan Nabi SAW. Sehingga, akan semakin meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.(*)



Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network