BEIJING, iNewsSerpong.id - Pemilik TikTok dan ByteDance, Zhang Yiming kini menjadi orang terkaya di China. Dia berhasil mengungguli Ketua Nongfu Spring Zhong Shanshan yang berada di urutan kedua menurut daftar miliarder real-time Forbes.
Zhang, yang menjadi orang terkaya di China untuk pertama kalinya, mencatatkan kekayaan sebesar 45,6 miliar dolar AS atau setara Rp700,89 triliun. Angka tersebut unggul tipis di atas Zhong yang memiliki harta sebesar 43,3 miliar dolar AS atau setara Rp665,53 triliun, menurut perkiraan Forbes.
Adapun Zhang telah mengundurkan diri dari posisi Ketua ByteDance pada tahun 2021 setelah mundur dari jabatan CEO pada awal tahun yang sama.
Zhang terus menambah kekayaannya yang berasal dari saham di ByteDance yang diperkirakan memiliki nilai kapitalisasi sebesar 217 miliar dolar AS.
Meskipun valuasi ByteDance telah turun dari puncaknya lebih dari 400 miliar dolar AS pada tahun 2021 karena ketegangan geopolitik dan penurunan teknologi yang luas, kekayaan Zhang saat ini dapat melampaui Zhong Shanshan, pemimpin perusahaan air minum terbesar di China.
Taipan berusia 69 tahun itu telah menempati posisi orang terkaya di China selama tiga tahun berturut-turut. Perusahaannya tengah berjuang untuk mengembangkan bisnis air minum dalam kemasan utama Nongfu Spring.
Saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong itu turun 7,5 persen setelah mengumumkan laporan keuangan tahun berjalan 2024 pada 28 Agustus lalu. Di saat bersamaan, kekayaan Zhong anjlok 4,4 miliar dolar AS karena investor bereaksi terhadap kontraksi penjualan air minum dalam kemasan sebesar 18,5 persen secara tahunan di tengah persaingan yang ketat.
Saham Nongfu Spring diperdagangkan pada harga terendah sejak IPO pada tahun 2020. Pada awal Agustus, Zhong kehilangan posisi orang terkaya di China setelah disalip pendiri raksasa e-commerce PDD Holdings, Colin Huang. Namun, saham PDD yang terdaftar di Nasdaq anjlok 30 persen dalam satu malam pada 26 Agustus, membuatnya harus merelakan mahkota orang terkaya.
Namun, ByteDance juga tengah menghadapi masalah yang signifikan. Zhang, dalam sebuah surat mengumumkan pengunduran dirinya pada tahun 2021 sekaligus menyerahkan kendali perusahaan kepada teman sekamarnya saat kuliah, Liang Rubo. Zhang saat ini tinggal di Singapura, menurut dokumen pengadilan.
ByteDance saat ini tengah berjuang di Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) atas perintah larangan beroperasi atau divestasi yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan April. Perintah tersebut membuat perusahaan China itu memiliki waktu hingga Januari untuk menjual TikTok atau dilarang beroperasi, karena anggota parlemen AS berpendapat bahwa media sosial tersebut menimbulkan risiko keamanan nasional.
Di tengah ketidakpastian dan prospek IPO yang suram, sejumlah investor ByteDance, seperti perusahaan ventura milik miliarder Philippe Laffont, Coatue Management dilaporkan mempertimbangkan untuk menjual sebagian saham mereka di pasar swasta. Laffont juga telah meninggalkan dewan direksi ByteDance dan digantikan oleh miliarder sekaligus pemilik raksasa telekomunikasi Prancis Iliad, Xavier Neil.
Meski menghadapi sejumlah tantangan di luar negeri, bisnis domestik ByteDance berjalan relatif baik. Pada tahun 2023, ByteDance mencatat kenaikan penjualan menjadi 120 miliar dolar AS dari 80 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.
Sementara, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi melonjak menjadi lebih dari 40 miliar dolar AS dari sekitar 25 miliar dolar AS pada tahun 2022, menurut laporan Bloomberg. Perusahaan tersebut memperoleh pendapatan dari iklan digital yang dipasang di aplikasi saudara TikTok di China, Douyin, yang memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif harian.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid