Platform AI DeepSeek Guncang Saham Amerika, Ini Sosok Pemilik Liang Wenfeng

Aditya Pratama
Sosok Liang Wenfeng, pemilik platform AI DeepSeek yang mengguncang saham teknologi Amerika Serikat (AS) di Wall Street. (Foto: ShanghaiEye)

HANGZHOU, iNewsSerpong.id -- Saham perusahaan teknologi di Amerika Serikat (AS) terguncang, menyusul  kehadiran platform kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek.

Keberhasilan China dalam mengembangkan teknologi AI dengan biaya yang jauh lebih rendah menjadi salah satu penyebab utama pergeseran ini.

Meskipun peluncuran ChatGPT telah menjadikan CEO OpenAI, Sam Altman, sebagai sosok yang dikenal luas di komunitas AI, pendiri DeepSeek masih relatif tidak dikenal di AS.

Keluarga yang Sederhana

Berdasarkan laporan dari Business Insider pada Rabu (29/1/2025), Liang Wenfeng adalah pendiri DeepSeek. Dia lahir di Guangdong, China, pada tahun 1980-an, dan berasal dari keluarga yang sederhana; ayahnya adalah seorang guru sekolah dasar.

Wenfeng menyelesaikan gelar sarjana dan pascasarjana di Universitas Zhejiang, salah satu universitas tertua dan terkemuka di China. Colin Huang, pendiri e-commerce China dan mantan CEO Pinduoduo, juga merupakan alumni universitas yang sama.

Karir Liang Wenfeng

Pada tahun 2015, Wenfeng bersama dua teman sekelasnya dari Universitas Zhejiang mendirikan dana lindung nilai kuantitatif bernama High-Flyer. Perusahaan ini menggunakan pendekatan berbasis matematika dan AI untuk investasi kuantitatif. Pada tahun 2019, High-Flyer memiliki setidaknya 10 miliar dolar AS dalam aset yang dikelola.

Dalam makalah yang dirilis akhir Desember lalu, tim DeepSeek mengungkapkan bahwa mereka berhasil membangun dan melatih model mereka menggunakan 2.000 chip Nvidia H800 dengan biaya di bawah 6 juta dolar AS. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan banyak pesaing di sektor AI.

Sebagai perbandingan, Elon Musk, pemilik platform X, menyebutkan bahwa chatbot AI-nya, Grok 3, dilatih menggunakan 100.000 GPU Nvidia H100. Sementara itu, CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan bahwa perusahaannya berencana membeli 350.000 GPU Nvidia H100.

Kejutan Silicon Valley berlanjut dengan peluncuran model R1 DeepSeek pada 20 Januari 2025.

Dalam sebuah wawancara pada tahun 2024, Wenfeng menekankan fokus DeepSeek pada penelitian model besar dan pencapaian kecerdasan umum buatan.

“Prinsip kami adalah bukan menjual dengan kerugian atau mencari keuntungan yang berlebihan. Harga saat ini memungkinkan margin keuntungan yang sederhana di atas biaya kami,” ungkap Wenfeng

Dia juga menambahkan bahwa perusahaan tidak akan menggunakan sumber tertutup dalam pengembangan DeepSeek. “Kami percaya bahwa membangun ekosistem teknologi yang kuat lebih penting,” katanya.

Wenfeng mencatat bahwa industri AI di China telah berupaya mengejar ketertinggalan dari AS, dan dia berharap DeepSeek bisa mengubah narasi tersebut.

“Kami percaya AI China tidak dapat menjadi pengikut selamanya. Kami sering mengatakan ada kesenjangan satu atau dua tahun antara AI China dan Amerika, tetapi kesenjangan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan peniruan. Jika ini tidak berubah, China akan selalu menjadi pengikut,” tegas Wenfeng. (*)

 

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network