
KISAH SUKSES Soedomo Mergonoto sukses menembus pasar internasional dengan brand Kapal Api, menjadikan bisnis keluarga sebagai salah satu raksasa industri kopi di dunia.
Lahir dari pasangan Go Soe Loet dan Poo Guan Cuan, Soedomo Mergonoto sudah akrab dengan kerasnya kehidupan sejak usia belia.
Usaha kopi keluarganya dimulai dari sang ayah yang merantau ke Hindia Belanda bersama dua saudara dari Fujian, China, pada era 1920-an. Mereka menumpangi kapal uap, yang kemudian menginspirasi nama merek dagang Kapal Api.
Panggul Dagangan Keliling Kampung
Berbasis di kawasan Pecinan Surabaya, ayahnya memproduksi kopi bubuk rumahan bernama Hap Hoo Tjan. Ia menjualnya secara tradisional, memanggul dagangan keliling kampung demi menghidupi keluarga.
Sejak kecil, Soedomo Mergonoto sudah turun tangan membantu ayahnya memasarkan kopi. Dia ikut menjajakan produk itu ke Pelabuhan Tanjung Perak, bahkan berkeliling kampung dengan sepeda ontel.
Sembari menjual kopi, Soedomo juga belajar langsung seluk-beluk bisnis dari ayahnya. Meski demikian, sang ayah mendorongnya untuk mencari pengalaman kerja di luar rumah.
Soedomo kemudian mencoba berbagai pekerjaan. Ia sempat bekerja di perusahaan vulkanisir ban selama setahun. Tak hanya itu, demi menambah pemasukan, Soedomo juga pernah menjadi kernet bemo.
Pengalaman ini justru membuatnya semakin yakin bahwa dunia usaha adalah panggilan sejatinya.
Sayangnya, bisnis kopi keluarga menghadapi konflik internal. Perbedaan pendapat menyebabkan Hap Hoo Tjan tutup dan asetnya dibagi tiga.
Ayah Soedomo mendapat bagian pabrik penggorengan kopi dan tetap melanjutkan usaha. Momentum inilah yang dimanfaatkan Soedomo untuk bangkit.
Bermodalkan aset warisan ayahnya, Soedomo Mergonoto mendirikan PT Santos Jaya Abadi pada tahun 1979.
Ia membangun brand Kapal Api yang kini dikenal di seluruh penjuru negeri. Strateginya berhasil; Kapal Api merajai pasar lokal, dan dalam waktu tujuh tahun, mereka berhasil menembus pasar ekspor.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait