Rupiah Tertekan, Imbas Kenaikan Suku Bunga The Fed

Dinar Fitra Maghiszha
Suku Bunga The Fed Mengancam, Rupiah Melemah ke Rp14.518 (FOTO: MNC Media)

JAKARTA, iNewsSerpong.id – Kenaikan Suku bunga acuan Bank sentral AS Federal Reserve alias The Fed mulai berdampak terhadap mata uang Rupiah. pagi ini dibuka kembali melemah 0,26 persen di Rp14.518 per USD, pasca naiknya suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) 50 basis poin untuk pertama kalinya setelah hampir 20 tahun.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09:27 WIB, mata uang Garuda turun -38 poin atau -0,26 persen di Rp14.518 per 1 dolar Amerika Serikat.

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik kompak tumbang atas dolar AS. Dolar Hong Kong turun -0,01 persen di 7,8497, Won Korea Selatan merosot -0,26 persen di 1.274,47, dan Ringgit Malaysia anjlok -0,22 persen di 4,3775.

Dolar Taiwan menurun -0,30 persen di 29,754, Baht Thailand jatuh -0,29 persen di 34,430, Dolar Singapura koreksi -0,32 persen di 1,3899, dan Yuan China merosot -0,51 persen di 6,7003. Adapun Yen Jepang terpuruk -0,25 persen di 130,88, Dolar Australia koreksi -0,83 persen di 0,7018, sementara Peso Filipina terpuruk -0,38 persen di 52,610.

Indeks dolar AS yang mengukur peredaran greenback terhadap enam mata uang utama melejit 0,26 persen di 103,96 pada pukul 09:31 WIB.

Dolar memulai pekan pasca-libur lebaran dengan pijakan yang kuat, ditopang oleh sentimen suku bunga Federal Reserve dan yield treasuri AS yang meningkat tajam. Alhasil, koreksi cukup masif terjadi di aset berisiko seperti saham.

"Dolar masih didukung oleh kinerja ekonomi AS yang lebih baik dan pasar ekuitas yang lemah," kata Analis Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso, di Sydney, dikutip dari Reuters, Senin (9/5/2022).

Diketahui, ini merupakan kenaikan indeks dolar dalam minggu kelima berturut-turut dan menyentuh level tertinggi hampir 20 tahun setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin serta rilis data pekerjaan AS yang positif.

Pasar menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu depan (11/5), yang dapat memicu ekspektasi yang lebih agresif.

“Lonjakan inflasi akan menghidupkan kembali ekspektasi bahwa Fed akan meningkatkan lagi suku bunga 75 bp, dan mungkin memberikan dorongan terhadap dolar, ”kata analis di ANZ Bank. (*)

 

Editor : A.R Bacho

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network