Berburu Serangga di Sudut-sudut Ruang Rumah Sakit

Azam Arif bukan dokter, bukan juga perawat. Tapi seperti halnya dokter dan para medis, sebagian hari-hari pria 18 tahun ini dihabiskan di rumah sakit. Bila dokter dan perawat bekerja untuk pengobatan pasien, Azam melakoni aktivitasnya untuk kenyamanan pasien dan pengunjung rumah sakit.
Tugas utamanya memburu serangga hingga di sudut-sudut ruangan di sebuah rumah sakit swasta di Kota Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Dia menyebut dirinya sebagai pest control atau pengendalian serangga seperti nyamuk, lalat, semut, kecoa, atau bahkan tikus.
Di rumah sakit ini, kenyamanan pasien menjadi faktor utama dalam pelayanan. Di antaranya dengan menjaga kebersihan lingkungan agar pasien maupun petugas medis lebih nyaman. Rumah sakit ini juga menerapkan standar keamanan tinggi bila terjadi bencana alam. Petugas rumah sakit dilatih untuk tidak panik dan mengarahkan pasien ke tempat evakuasi yang aman.
Dengan setelan pakaian (wearpack) warna merah, Azam menyusuri setiap sudut rumah sakit tempatnya bekerja. Raket listrik untuk menangkap lalat dan nyamuk yang berseliweran selalu berada di genggamannya. Ia juga melengkapi diri dengan alat penyemprot serangga.
Masker dan topi menjadi atribut wajib ketika melaksanakan tugas. Matanya nanar mengawasi setiap ruangan yang dicurigai sebagai sarang semut, termasuk sudut-sudut ruang yang biasanya menjadi alur semut mencari makan.
Dengan sigap tangannya langsung menyemprotkan cairan ketika melihat kecoa yang mendadak melintas. Begitu pula saat lalat atau nyamuk tampak terbang, tangannya secepat kilat melayang untuk menangkap menggunakan raket.
Suara kemeretek disertai kilatan api terdengar dari anyaman kawat raket itu bila sasaran tercapai. Bau gosong pun menyeruak. Lalat atau nyamuk mati mengering.
Pria asal Purworejo ini sudah paham betul bagaimana kebiasaan serangga buruannya. “Kalau semut, kita cari lebih dulu sarangnya, kemudian kita treatment, bisa kita semprot pakai sipermetrin atau dipindahkan,” kata dia, Minggu (14/11/2021).
Namun, tidak selamanya pembasmian serangga dia lakukan dengan penyemprotan. Kenyamanan pasien menjadi pertimbangan utama. Dia bilang, “Kalau ada pasien, kita tidak menggunakan (cairan) chemical, tapi dengan tangan atau raket sebab serangga-serangga jenis itu memang tidak boleh ada di rumah sakit.”
Azam mengakui, sebagai pengendalian serangga, ia mesti mengetahui perilaku binatang-binatang itu agar mudah menanganinya. Bahkan, dia mesti masuk kerja malam hari dan berkeliling di area rumah sakit bila mencurigai terdapat pergerakan tikus.
“Jadi tergantung pada karakteristik hewan. Kalau pagi biasanya lalat dan semut, siang lalat dan nyamuk. Kalau malam kadang-kadang yang ada tikus,” tutur lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini. “Di lobi banyak lalat. Kalau ruang pasien, aman tidak ada serangga.”
Begitulah Azam Arif mengisi hari-harinya di rumah sakit, bekerja sebagai pengendali serangga.
Editor : Syahrir Rasyid