LONDON, iNewsSerpong.id - Walau menyandang status bagian dari anggota keluarga kerajaan Inggris, ternyata Meghan Markle masih sering berburu diskon, lho. Melansir dari situs Mirror, Meghan Markle membeberkan kebiasaannya dalam berbelanja dan mengatur uang lewat acara The New York Times DealBook Online Summit.
Meghan mengatakan bahwa sejak kecil, ia memang sudah suka membuat aksesoris dan menjualnya secara pribadi. "Aku ingat ketika aku masih sangat muda, mungkin sekitar delapan atau sembilan, aku mulai membuat ikat rambut untuk dijual. Aku menyuruh ibuku untuk membawaku ke pusat kota untuk mendapatkan potongan kain dari toko kain dan menjualnya, seperti lima untuk lima dolar," ujarnya.
Bagi Meghan, berbisnis merupakan hal yang menyenangkan. Pasalnya, dia akan merasa bangga terhadap dirinya sendiri saat mendapatkan kompensasi dari beragam hasil karyanya. "Aku ingat perasaan saat tahu aku berhasil melakukan sesuatu, aku berinvestasi pada diriku sendiri dan melakukan pekerjaan dan mendapat kompensasi. Ada rasa bangga yang datang dari itu," tuturnya.
Tidak hanya berbisnis, Meghan juga kerap berhati-hati dalam mengatur uang. Saat berbelanja, istri Pangeran Harry ini mengaku akan mencari diskon agar lebih murah. Hal ini menjadi kebiasaannya sejak dulu. Dia bahkan tak akan membeli apapun jika tak mempunyai sebuah kupon promo.
"Aku tidak tahu, tapi aku tidak akan membeli apapun secara online tanpa menemukan kode promo lebih dulu. Kurasa itu sama, ini adalah versi modern dari hal yang sama (kupon)," ungkapnya. Dibalik kehidupan mewahnya saat ini, Meghan sempat melakukan beberapa pekerjaan sampingan saat membangun karirnya sebagai aktris.
Meghan Markle dan suami. (Foto: Elle)
Pada tahun 2004-2005, Meghan bekerja di toko Paper Source untuk menjilid buku. Di saat yang bersamaan, ia menulis kaligrafi untuk undangan pernikahan rekan selebritas. Tak hanya itu, Meghan Markle juga membicarakan soal kesibukannya di Archerwell Foundation bersama Pangeran Harry. Menurut Meghan, filosofinya saat ini adalah "Memperlakukan orang sebagaimana kau ingin diperlakukan." (*)
Editor : Syahrir Rasyid