JAKARTA,iNewsSerpong.id - Emiten tambang Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bersama emiten anak usaha sukses mencatatkan laba bersih senilai USD3,81 juta di Semester I-2022. Nilai ini setara Rp56,71 miliar (Berdasarkan kurs pelaporan Rp14.848 per USD).
Meski demikian realisasi itu turun 13,69% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2021 senilai USD4,42 juta. Performa keuangan itu membuat laba per 1.000 saham dasar BRMS turun menjadi USD0,03, dari semula USD0,05.
Penyusutan laba tak terlepas dari adanya penurunan pendapatan usaha 9,51% menjadi USD5,53 juta. Jika dibandingkan semester pertama tahun lalu, BRMS menyerap pemasukan senilai USD6,12 juta. Demikian laporan keuangan di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (31/8/2022).
Kontribusi terbesar pemasukan BRMS berasal dari penjualan emas di PT Bhumi Satu Inti sebanyak USD4,88 juta, disusul bisnis jasa pertambangan di Bellridge Holdings Limited sebanyak USD650 ribu. Sedangkan penjualan emas ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tampak nihil dibandingkan periode tahun lalu.
Saat pendapatan turun, beban pokok BRMS justru membengkak 71,41% mencapai USD2,41 juta. Sebagian besar datang dari kenaikan bahan baku mencapai USD1,42 juta, disusul biaya overhead, pertambangan, dan permurnian di bawah USD1 juta. Namun, beban usaha tampak menyusut 25,88% yoy, yang disebabkan adanya penurunan biaya lain-lain yang cukup signifikan.
Neraca BRMS di semester I-2022 menunjukkan ada kenaikan total aset sebanyak 6,69% mencapai USD1,04 miliar dari akhir 2021 di angka USD980,44 juta. Kewajiban pembayaran atau liabilitas tumbuh 0,51% senilai USD101,3 juta, sedangkan modal/ekuitas tumbuh 7,40% sebanyak USD944,74 juta.
Hingga 30 Juni 2022, BRMS menggenggam kas dari aktivitas operasi sebanyak USD1,25 juta, dan memiliki USD59,71 juta dari aktivitas pendanaan yang sebagian besar berasal dari dana penawaran umum terbatas.
Adapun perseroan menggelontorkan kas sebanyak USD80,43 juta untuk aktivitas investasi, seperti pembelian aset tetap, pembayaran properti pertambangan, hingga uang muka pabrik.(*)
Editor : A.R Bacho