get app
inews
Aa Text
Read Next : Raja Halal Dunia Ternyata Bukan Indonesia, Brasil Produsen Unggas Halal Terbesar Dunia

BBM Naik Begini Efek Domino yang Dirasakan Industri Logistik

Senin, 05 September 2022 | 10:15 WIB
header img
Efek Domino BBM Naik, Kinerja Logistik Terpukul (Foto: MNC Media)

JAKARTA,iNewsSerpong.id - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menegaskan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Solar berdampak pada kinerja logistik. Pasalnya, komponen BBM dalam formula hitungan biaya angkutan darat (trucking) mencapai 35-40 persen. 

Ketua Umum DPP (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan, efek domino BBM subsidi naik akan mengerek harga barang konsumsi sehingga angka inflasi akan bergejolak. Belum lagi jika merembet pada sentimen negatif luar negeri, seperti kurs atau nilai tukar. 

Kinerja logistik akan mengalami tekanan sangat besar, karena komponen BBM dalam  angkutan darat cukup tinggi. Apalagi, distribusi barang dengan moda transportasi darat secara nasional masih didominasi angkutan darat. 

"Sehingga berapapun koefisien kenaikan BBM akan berdampak besar," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022). 

Sementara efek tidak langsungnya, imbuhnya, yang berkaitan dengan biaya lain seperti harga maintenance dan sparepart juga akan terdongkrak naik akibat tidak langsung dari ongkos produksi dan pengiriman spare part kepada pengusaha/pemilik truk. 

Disisi lain, kata Yukki, belum lagi respon pasar pengguna angkutan, yang pada dasarnya free market, seakan tidak peduli dan membebankan pergeseran harga akibat kenaikan harga BBM kepada pelaku penyedia jasa angkutan. 

"Hal ini karena mereka menganggap dasar kenaikan hanya harga BBM sebagai akibat langsung tersebut," tuturnya. 

Yukki pun menyadari bahwa kenaikan biaya logistik nasional tidak bisa dihindari lantaran efek domino bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar yang mengalami kenaikan. 

Pasalnya, mayoritas pelaku logistik nasional termasuk operator truk pengangkut barang dan logistik selama ini menggunakan BBM bersubsidi karena tuntutan pasar/konsumen yang tinggi atas biaya logistik yang rendah. 

"Kami memahami adanya potensi kenaikan cost logistik terutama yang berhubungan dengan aktivitas truk barang dan logistik akibat kenaikan BBM Solar bersubsidi tersebut. Namun berapa persen besaran idealnya kenaikan tarif angkutan barang itu mesti dinegosiasikan secara bersama," ujarnya. 

Namun disisi lain, ALFI menilai perlu adanya kepastian mengenai ketersediaan supply BBM tanpa henti secara nasional. Fenomena antrian pengisian BBM di SPBU yang kita lihat akhir akhir ini cukup masif dan memprihatinkan dan sudah berdampak kepada kinerja logistik, karena produktivitas barang modal (truck) tidak optimal. 

"Supply chain itu bicara reliability and sustainability yg predictable sesuai forecast, pun demikian dalam hal BBM dari supply dan demand," imbuh dia. 

Persoalan ketidakseimbangan supply and demand pada BBM Solar bersubsidi untuk angkutan barang dan logistik menjadi masalah serius hingga ke daerah-daerah. 

Bahkan di daerah-daerah yang mengalami persoalan itu ALFI sduah menginisiasi untuk mengambil peran dan berinovasi dalam membantu PT Pertamina (Persero) untuk mengurai masalah ini. 

ALFI juga mendorong terwujudnya ecosystem logistik sebagai solusi jangka panjang mengatasi persoalan logistik sebagai bagian dari supply chain. Komitmen dalam efisiensi layanan logistik menjadi tolok ukur efektifnya kinerja logistik dan dukungan industri lainnya. 

"Jadi bisnis kami sangat bergantung juga terhadap industri lain yang menggunakan jasa kami. Efisiensi di sisi produsen sebagai konsumen kami berarti efisiensi di dalam bisnis kami. Sehingga perlu multi sektor dan kelembagaan ini memastikan bisnis logistik berkelanjutan (misal tidak hanya Kemenhub, tapi ada kemendag, kemenperin, kemenkeu, dll)," katanya.(*) 

 

Editor : A.R Bacho

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut