JAKARTA, iNewsSerpong.id - Fungsi Al Quran dan Hadist sangat penting bagi umat Islam karena keduanya merupakan sumber hukum utama dan paling pokok.
Al Quran berasal dari kata kerja qara a yang berarti membaca dan kata dasarnya adalah quran yang berarti bacaan. Huruf Alif pada kata Quran, Menurut cendikiawan muslim Qurasih Shihab, mengandung arti kesempurnaan.
Dengan demikian Alquran adalah bacaan yang sempurna. Tidak hanya sempurna akan kandungannya, namun juga redaksi serta petunjuknya.
Dalam sebuah ayat, Allah Swt menegaskan bahwa Al Quran diturunkan dengan membawa kebenaran hakiki yang berfungsi sebagai dasar penetapan hukum yang harus dipegang teguh oleh Nabi Muhammad SAW, tidak boleh sedikit pun menyimpang dari Al Quran. Dan tentunya hal ini juga harus dipegang teguh oleh umat Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nisa’ ayat 105.
اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرٰىكَ اللّٰهُۗ وَلَا تَكُنْ لِّلْخَاۤىِٕنِيْنَ خَصِيْمًاۙ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. (QS. An Nisa: 105).
Sedangkan hadist, secara bahasa, hadist artinya baru, tidak lama, ucapan pembicaraan, cerita.
Menurut para ulama, hadist merupakan sinonim dari sunah yaitu setiap sesuatu yang diriwayatkan atau dinisbahkan kepada diri Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan, sifat atau perjalanan nabi baik sebelum atau sesudah diutus menjadi rasul.
Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
« تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Latin: Taraktu fiikum amraini lan tadhilluu maa tamassaktum bihimaa kitaaballahi wa sunnatara nabiyyihi
“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘).
Editor : Syahrir Rasyid