TANGERANG SELATAN, iNews.id - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kini mempunyai tambahan 2 guru besar baru yakni Prof. Dr. Budiyanto, M.T dan Prof. Tri Yuni Hendrawati, M.Si.
Pengukuhan guru besar dilakukan dalam upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar (GB) yang dilaksanakan secara luring dan daring pada Selasa (23/11/2021). Pengukuhan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMJ, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan.
Prof. Dr. Budiyanto, MT., dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Kelistrikan Energi Terbarukan. Sementara Prof. Dr. Tri Yuni Hendrawati, M.Si., sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Proses Agro Industri pada Fakultas Teknik UMJ.
Prof. Dr. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, ditetapkan sebagai Guru Besar melalui SK Mendikbudristek RI no. 65181/MPK.A/kp.0501/2001. Sementara Prof. Dr. Budiyanto, MT, ditetapkan menjadi Guru Besar melalui SK Mendikbudristek RI No. 53293/MPK.A/KP.05.01/2021.
Rektor UMJ Dr. Ma'mun Murod, M.Si, dalam sambutannya, menjelaskan dalam lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA) , jumlah Guru Besar UMJ berada di posisi terbesar keempat di lingkungan PTMA. Saat ini UMJ baru memiliki 14 GB dengan lektor kepala (LK) berjumlah 62 orang. Andai setiap tahunnya UMJ mampu memproduk GB 2-3 GB, maka pada 4 tahun mendatang UMJ akan memiliki lebih dari 20 GB.
Saat ini jumlah GB UMJ berada pada posisi terbesar keempat di lingkungan PTMA setelah UMS, UMY, dan UMM. Pengukuhan ini menjadi titik awal dalam perkembangan Universitas Muhammadiyah Jakarta ke depan. "Ïnsya Allah tahun 2022 akan lahir 2 hingga 3 guru besar baru dari lembag Cireundeu ini," kata Ma'mun dalam keterangan tertulisnya.
Prof. Dr. Budiyanto, MT., menyampaikan pidato pengukuhan guru besarnya, melalui orasi ilmiah berjudul Potensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam Riset Enegi Baru Terbarukan pada Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia . Berdasarkan penelitiannya, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berpotensi menjadi pusat riset energi terbarukan dan sekaligus menjadi pusat kontribusi energi bagi negara Indonesia.
Menurut data Majelis Diklitbang Muhammadiyah hingga Maret 2021, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah (PTMA) sebanyak 165, belum termasuk amal usaha lainnya. Ini merupakan potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhamadiyah untuk melihat kontribusi energi yang akan diberikan Persyarikatan Muhammadiyah kepada negara apabila semua atap dari Gedung PTMA menggunakan solar sel (sel surya).
Persyarikatan Muhammadiyah bukan saja sebagai orgaisasi dalam kegiatan kegamaan, pendidikan, dan sosial, namun sebagai pusat kontribusi energi terhadap negara yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Adanya penerapan penggunaan EBT akan terbentuk kemandirian energi bagi bangsa dan negara dalam tujuan pembangunan.
Profesor Yuni menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul Rekayasa Proses Agroindustri dalam Penelitian Teknik Kimia untuk Peningkatan Nilai Tambah Sumberdaya Alam Indonesia Era Society 5.0 . Dijelaskan dalam orasinya, bahwa Cakupan dan pengertian bidang rekayasa proses ini dapat dilihat dalam dua batasan yaitu aplikasi dari prinsip engineering dan konsep penanganan bahan baku, produksi, proses dan distribusi.
Dengan pemanfataan dan pengembangan rekayasa proses pada semua mata rantai kegiatan agroindustry/industry, maka pengembangan industri yang didukung oleh kemampuan sumberdaya alam akan menghasilkan produk berdaya saing tinggi dengan nilai tambah yang besar yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Sementara itu, Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM.
Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc, Kepala LLDikti III yang hadir secara luring, menyampaikan sambutannya bahwa pencapaian Guru Besar tidak mudah. Pencapaiannya tidak mudah, karena harus melakukan Tridharma. Selain pendidik, peneliti, yang hasil penelitiannya ditunggu masyarakat dalam bentuk pengabdian masyarakat. "Dengan bertambahnya dua Guru Besar kami berharap, UMJ dapat meningkatkan peran dan fungsinya dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi," katanya.
Prof. Ir. Nizam, MSc, Ph.D, Dirjen Pendidikan Tinggi, dalam sambutan melalui daring, menyatakan kewajiban Guru Besar untuk terus mengembangkan keilmuan, mendidik mahasiswanya, dan terus memberikan kontribusi bagi Indonesia yang semakin berkembang. Perguruan Tinggi harus terus bertransformasi untuk menghadapi tantangan ke depan. Harus ada kolaborasi antar keilmuan, pengembangan kompetensi yang harus ditingkatkan.
Prof. Dr. Abdu Mu'ti sebagai Ketua Badan Pengurus Harian sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, dalam sambutan penutup, menyatakan peluang UMJ untuk melahirkan Guru Besar Baru sangat besar, karena jumlah doktor yang dimiliki UMJ cukup signifikan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta