get app
inews
Aa Read Next : Awal Pekan,  IHSG Terkoreksi 0,01 Persen ke 6.879

The Fed Naikkan Bunga Acuan 75 bps, Tiga Saham 'Mini' Ini Justru Naik Tinggi

Kamis, 22 September 2022 | 11:00 WIB
header img
Abaikan Sentimen Suku Bunga The Fed, Tiga Saham 'Mini' Ini Naik Tinggi. (Foto: MNC Media)

The Fed Kerek Suku Bunga Lagi

Pasar secara umum merespons negatif aksi galak The FEd berdasarkan keputusan rapat FOMC pada Kamis (22/9) dini hari waktu Indonesia.

Pada pukul 01.00 WIB, The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) atau 0,75 persen, menjadi di kisaran 3,00 persen-3,25 persen. Angka ini merupakan level tertinggi sejak 2008.

Persentase tersebut sekaligus menunjukkan adanya tren lonjakan Fed funds rate ketiga kalinya sebagai langkah agresif dalam menjinakkan inflasi. Sebelumnya, Fed funds rate berada di level 2,25 persen-2,50 persen.

Kebijakan baru ini juga mencatat Fed telah mengerek suku bunga sebesar 300 basis poin atau 3 persen hanya dalam enam bulan terakhir.

Melalui pertemuan FOMC, Kamis dini hari (22/9/2022), The Fed juga memperkirakan ada lonjakan suku bunga mencapai 4,6 persen pada tahun 2023. Langkah ini bakal diambil secara bertahap sampai perjuangan melawan inflasi benar-benar dihentikan.

Selain lonjakan suku bunga, kebijakan pengetatan kuantitatif (QT)atau pengurangan neraca Fed diperkirakan akan semakin memperketat kondisi keuangan. Diketahui, awal bulan ini, The Fed telah meningkatkan laju QTnya menjadi USD95 miliar per bulan, alias naik dari USD47,5 miliar pada bulan Juni.

Sejumlah pengamat ekonomi dunia sebelumnya menyebut ada peluang suku bunga acuan AS dapat menyentuh area 3,8 persen di akhir tahun, dan akan menembus level 4,4 persen pada tahun depan, yang akan mendorong tingkat pengangguran mendekati level 4,5 persen, sebagaimana ramalan Deutsche Bank, dilansir Reuters, Rabu (21/9/2022).

Dengan ongkos bunga yang lebih tinggi, pasar saat ini dihadapkan dengan masalah perlambatan pertumbuhan, yang ditakutkan akan secara perlahan menggiring ekonomi Paman Sam tersungkur ke dalam jurang resesi.

"Itu adalah risiko yang jauh lebih besar saat ini, dan itu meningkat dengan setiap kenaikan suku bunga,” kata CEO GraniteShares, Will Rhind, mengutip Investing.com.

Editor : A.R Bacho

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut