Para remaja ini memiliki kelompok pertemanan di sekitar tempat tinggal. Jumlahnya tidak banyak, hanya berkisar 10-15 orang. Mereka membentuk kelompok dan kemudian menantang kelompok remaja yang lain.
Motif dibalik semua itu adalah mencari lawan dengan tujuan untuk menjadi kelompok yang bisa disegani, dianggap superior dari kelompok lain.
”Seperti mencari lawan sepak bola. Kalau dulu diajak main bola, sekarang diajak tawuran. Umumnya kalangan remaja kurang paham dan tidak takut dari bahaya risiko dari perbuatan yang dilakukannya. Mereka tidak takut luka sampai meninggal dunia,” sambungnya.
Kepolisian telah melakukan penelusuran, ternyata kepemilikan senjata tajam diperoleh dengan membeli dari toko secara daring. Bukan dari pasar. Mereka membeli dari luar kota, seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. (*)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 30 November 2022 - 11:36 WIB oleh Mohammad Yamin dengan judul "Remaja Tewas Tawuran di Tangerang Berawal Saling Nantang di Media Sosial".
Editor : Syahrir Rasyid