get app
inews
Aa Read Next : Sedan Listrik Starlight dari Wuling Meluncur, Begini Speknya

Erick Thohir Pastikan Tak Ada Monopoli di Ekosistem Kendaraan Listrik

Minggu, 12 Desember 2021 | 07:02 WIB
header img
Keikutsertaan BUMN dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik merupakan bentuk intervensi pemerintah demi memastikan tidak akan terjadi monopoli di pasar. Foto/Ilustrasi

JAKARTA,iNewsSerpong.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan pemerintah tidak akan melakukan monopoli di ekosistem kendaaraan listrik di Indonesia. Pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada swasta untuk ambil bagian dalam ekosistem tersebut.

"Percayalah kami tidak memonopoli. Karena itu kami beri kesempatan kepada swasta agar mengisi (ekosistem kendaraan listrik). Tapi BUMN juga mengisi, agar jangan sampai nanti ketika pasarnya berubah, harganya berubah," ujar Erick saat memberikan Orasi Ilmiah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu (11/12/2021).

Pemerintah aktif mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir di dalam negeri dengan membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC). Konsorsium BUMN itu terdiri dari Mining and Industry Indonesia atau MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk dengan masing-masing kepemilikan saham 25%.

Erick menuturkan, keikutsertaan BUMN itu adalah bentuk intervensi pemerintah demi memastikan agar tidak terjadi monopoli di pasar. "Jangan sampai baterai ini dimonopoli, bahan bakunya kita, diproses ke luar negeri. Kita terima baterainya, baterainya lebih mahal dari mobilnya, padahal bahan baku dari kita. Jadi, saya sangat terbuka mengenai hilirisasi," tegas dia.

Adapun skema ekosistem kendaraan listrik di sisi hulu ada PT Antam (Persero) Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang nantinya menyediakan nikel untuk baterai kendaraan listrik. Sementara untuk proses produksi motor listrik ada anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, GESITS.
 


Untuk produksi ESS Baterai terdapat NIPRESS, di battery swap motor ada Ezyfast dan PT Pertamina (Persero), dan di bagian charging station mobil ada Starvo dan PT PLN (Persero).

Sementara, untuk baterai listrik, perusahaan global seperti LG Energy Solution asal Korea Selatan (Korsel) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) asal China, akan mengelola nikel menjadi baterai seperti HPAL, prekursor, katoda, battery cell & pak. Sedangkan untuk produsen mobil listrik, tercatat saat ini baru Hyundai yang telah siap dengan lini produksi di dalam negeri.(*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut