JAKARTA,iNewsSerpong.id - Masayoshi Son, CEO Softbank, lahir di Jepang pada 11 Agustus 1957, ia juga merupakan keturunan Korea yang lahir di Jepang. Ia terlahir dari keluarga Imigran Korea yang miskin, dan pindah ke Jepang untuk menjadi penambang batu bara.
Sementara sang Ayah bekerja sebagai penjual ikan dan mengurus peternakan babi. Ia juga tetap mempertahankan nama keluarga Korea yaitu ‘Son’ daripada ‘Yasumoto’ nama keluarga Jepang yang dipakai orangtuanya dan kakeknya.
Sebab keputusan ini, ia kerap mendapat diskriminasi oleh teman-temannya, karena masa itu hubungan Korea dan Jepang sedang tidak baik.
Meski terlahir dari keluarga miskin, hal tersebut tidak membuat Masayoshi menyerah, justru hal ini dijadikan motivasi guna ia meraih kesuksesan. Kemudian saat usianya 16 tahun, ia nekat menemui Den Fujita seorang pengusaha asal Jepang pendiri McDonald’s Jepang. Ia sangat terinspirasi dengan buku yang ditulis Fujita.
Meski awalnya ia ditolak, namun akhirnya ia diizinkan untuk menemui Fujita. Selama 15 menit Fujita dan Masayoshi mengobrol membicarakan terkait kunci sukses dan berbagi nasihat untuk dirinya.
Fujita juga menyarankan Masayoshi untuk belajar Bahasa Inggris dan mengenai informatika. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk merantau ke Amerika Serikat (AS).
Ia tinggal di California dan melanjutkan sekolah SMA di Serramonte High School. Kemudian setelah dua tahun ia masuk kuliah di University of California, Berkeley jurusan Ekonomi dan Ilmu Komputer.
Masayoshi juga berkomitmen pada dirinya untuk membuat satu ide bisnis setiap harinya sampai ia bisa mengumpulkan sebanyak 2.500 ide bisnis. Sebagian idenya ada yang terealisasikan.
Uang yang terkumpul dari ide bisnis yang ia ciptakan, akhirnya ia mampu mendirikan usaha bernama Unison pada 1980 di Oakland, California, namun bisnis tersebut akhirnya dibeli oleh Kyocera.
Kemudian ia kembali ke Jepang, dan seiring berjalannya waktu ia memutuskan untuk mendirikan organisasi yang fokus dengan internet dan telekomunikasi bernama Nihon Softbank pada 1981.
Masayoshi menjabat sebagai Chairman dan CEO di Softbank. Awalnya ia hanya ada dua orang pekerja paruh waktu dan hanya sebuah kantor kecil dan saat itu Softbank menjadi distributor perangkat lunak.
Bisnisnya ini terus berkembang dan kini membawa dirinya ke jajaran orang terkaya di dunia nomor 39 dengan total kekayaan senilai USD26,6 miliar setara dengan Rp385,7 triliun.(*)
Editor : A.R Bacho