TANGERANG RAYA, iNewsSerpong.id - Kejuaraan pencak silat di Tangerang Selatan (Tangsel) yang sempat ricuh kini berakhir damai. Padahal kasusnya sempat mencuat di media sosial yang mengundang sejumlah komentar.
Sebelumnya, hasil salah satu pertandingan semifinal dalam kejuaraan yang digelar di GOR Ciputat, 26 hingga 28 November 2021, menuai protes. Dipicu salah seorang peserta yang dinyatakan kalah lantaran terluka di bagian mulut.
Pada kejuaraan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) peserta tingkat pelajar yang mewakili Perguruan Canda Birawa berinisial MFAA (13) berhadapan dengan pelajar lainnya dari Perguruan Tapak Suci. Dalam pertandingan, MFAA, terkena pukulan di bagian wajah hingga mengeluarkan darah.
Wasit pertandingan lantas menghentikan pertandingan. Setelah berdiskusi dengan tim medis, maka MFAA dinyatakan "unfit" atau tidak bisa melanjutkan pertandingan. Dengan demikian, akhirnya diputuskan jika MFAA kalah dan lawan tandingnya keluar sebagai pemenang.
Polemik pun muncul, kekalahan MFAA dianggap sebagai salah satu praktik kecurangan. Keluarga MFAA memprotes hasil pertandingan tersebut. Bahkan terakhir, kasusnya sempat diunggah ke media sosial dan dilaporkan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pertemuan pun digelar guna menyelesaikan kesalahpahaman itu. IPSI Tangsel memanggil seluruh pihak terkait dalam pertandingan tersebut, termasuk perguruan silat dan pelatih MFAA, panitia penyelenggara, wasit, tim medis, serta tim juri. Mediasi membahas secara detil fakta-fakta yang terjadi dalam pertandingan.
"Persoalan yang terjadi adalah adanya peserta yang dalam bertanding luka di mulut, lalu kemudian menurut dokter itu dinyatakan unfit dan tidak dapat melanjutkan pertandingan maka sesuai aturan dan tata tertib pertandingan maka si peserta dinyatakan unfit.
Hasil pertandingan kemudian dimenangkan oleh lawannya," terang Ketua IPSI Tangsel Tomy Patria Edwardy di Tangsel, Sabtu (18/12/21). Dilanjutkan Tomy, dalam pertandingan semifinal turut menyaksikan 3 wasit dan seorang kepala pertandingan.
Editor : Syahrir Rasyid