JAKARTA, iNewsSerpong.id - Penculikan anak kasusnya belakangan ini cukup marak terjadi. Hal ini menjadi peringatan bagi para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas si kecil. Selain itu, mengedukasi anak agar tidak muda percaya orang lain pun perlu dilakukan.
Pasalnya, para pelaku penculikan anak cukup lihai melakukan berbagai modus untuk membuat korban percaya. Alhasil, anak yang menjadi korban mudah terpedaya untuk dibawa oleh para pelaku. Tak sedikit juga pelaku yang menculik dengan cara paksa.
Lantas, berkaca dari berbagai kasus penculikan anak yang kerap terjadi belakangan ini, bagaimana cara mengedukasi anak agar tidak mudah percaya pada orang lain? Berikut ulasannya, dilansir dari laman Kidshealth, Minggu (5/2/2023).
Berbicara dengan Anak tentang Orang Asing
Ini menjadi salah satu tantangan bagi orang tua, karena harus mengajari anak-anak untuk berhati-hati tanpa membuat mereka merasa takut atau cemas. Sebaiknya sering-seringlah berbicara atau berdiskusi dengan anak-anak Anda tentang keamanan, dan beri mereka dasar-dasar tentang cara menghindari dan melarikan diri dari situasi yang berpotensi berbahaya.
Berikut beberapa poin penting yang bisa Anda sampaikan ke anak agar tidak mudah percaya pada orang lain yang masih asing:
1. Jangan pernah menerima permen atau hadiah dari orang asing.
2. Jangan pernah pergi ke mana pun dengan orang asing, meskipun kedengarannya menyenangkan.
3. Predator dapat memikat anak-anak dengan pertanyaan seperti "bisakah kamu membantu saya menemukan anak anjing saya yang hilang?" atau "apakah kamu ingin melihat beberapa anak kucing lucu di mobil saya?". Ingatkan anak-anak Anda bahwa orang dewasa yang tidak mereka kenal seharusnya tidak boleh meminta bantuan atau melakukan sesuatu untuk mereka.
4. Lari dan berteriak jika seseorang mengikuti anak atau mencoba memaksa mereka masuk ke dalam mobil.
5. Selalu beri tahu Anda atau orang dewasa terpercaya lain jika orang asing mengajukan pertanyaan pribadi, membuka diri, atau membuat mereka merasa tidak nyaman.
6. Yakinkan anak-anak bahwa tidak apa-apa untuk memberi tahu Anda bahkan jika orang tersebut membuat mereka berjanji untuk tidak melakukannya atau mengancam mereka dengan cara tertentu.
7. Selalu minta izin kepada orang tua untuk keluar rumah, pekarangan, atau area bermain atau untuk masuk ke rumah seseorang.
Ingatlah kiat-kiat lain ini:
- Pastikan anak-anak yang lebih kecil mengetahui nama, alamat, nomor telepon mereka termasuk kode area, dan siapa yang harus dihubungi jika terjadi keadaan darurat.
- Diskusikan kepada anak Anda apa yang harus dilakukan jika mereka tersesat di tempat atau toko umum, karena sebagian besar tempat memiliki prosedur darurat untuk menangani anak hilang.
- Ingatkan mereka bahwa mereka tidak boleh pergi ke tempat parkir untuk mencari Anda. Instruksikan anak-anak untuk meminta bantuan kasir atau berdiri di dekat register atau di depan gedung jauh dari pintu.
- Tunjukkan rumah teman-teman di sekitar lingkungan tempat anak-anak Anda dapat pergi jika ada masalah.
- Selain itu, pastikan anak-anak Anda tahu mobil siapa yang boleh mereka naiki dan siapa yang tidak. Ajari mereka untuk menjauh dari mobil mana pun yang berhenti di samping mereka dan dikemudikan oleh orang asing, meskipun orang tersebut terlihat tersesat atau bingung.
- Kembangkan kata kode untuk pengasuh selain ibu atau ayah, dan ingatkan anak Anda untuk tidak pernah memberi tahu siapa pun kata kode tersebut. Ajari mereka untuk tidak berkendara dengan siapa pun yang tak mereka kenal atau dengan siapa pun yang tidak tahu kata sandinya.
- Jika anak Anda sudah cukup besar untuk tinggal di rumah sendirian, pastikan mereka mengunci pintu dan jangan pernah memberi tahu siapa pun yang mengetuk atau menelepon bahwa mereka sendirian di rumah.
Ajari anak agar tidak melihat orang asing dari penampilan, namun tindakan.
Meski kalimat “jangan berbicara dengan orang asing" telah menjadi aturan bagi banyak orang tua dari generasi ke generasi, namun terkadang ada baiknya anak-anak berbicara dengan orang asing. Kepada siapa lagi mereka akan meminta pertolongan jika tersesat dan membutuhkan bantuan?
Jadi, di samping membuat aturan, akan lebih baik juga mengajari anak-anak kapan waktu yang tepat untuk berbicara dengan orang asing dan kapan tidak.
Saat anak-anak Anda keluar bersama Anda, sebenarnya tidak masalah membiarkan mereka menyapa dan berbicara dengan orang baru. Asalkan, mereka masih di bawah pengawasan Anda. Namun, jika anak Anda sendirian dan didekati oleh orang asing, lain lagi ceritanya.
Beri tahu anak-anak Anda bahwa jika ada orang asing yang mendekati dan menawarkan tumpangan atau camilan, mereka harus menjauh, berteriak "tidak!" dan segera tinggalkan tempat itu.
Sebagian besar anak cenderung waspada terhadap orang asing yang terlihat kejam atau tampak menakutkan. Tetapi sebagian besar penganiaya dan penculik anak adalah orang-orang yang berpenampilan biasa, dan banyak dari mereka terlihat ramah, aman, ataupun menarik bagi anak-anak.
Jadi, daripada menilai seseorang dari penampilan, ajari anak untuk menilai orang dari tindakannya.
Penting juga untuk mendorong anak-anak memercayai insting mereka sendiri. Ajari mereka bahwa jika seseorang membuat mereka merasa tidak nyaman atau jika mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres, bahkan jika mereka tidak dapat menjelaskan alasannya, mereka harus segera pergi.
Jadi, apa yang terjadi jika anak Anda sendirian dan perlu mendekati orang asing untuk meminta bantuan?
Pertama, mereka harus mencari orang berseragam, seperti polisi, satpam, atau pegawai toko. Jika tidak ada orang berseragam, carilah kakek-nenek, wanita, dan orang-orang dengan anak-anak yang mungkin bisa membantu. Dan sekali lagi, ingatkan mereka tentang naluri. Jika mereka tidak memiliki perasaan yang baik tentang orang tertentu, mereka harus mendekati orang lain.
Melindungi anak-anak dari orang asing setiap saat sebenarnya merupakan hal yang mustahil. Namun, sangat mungkin bagi para orangtua untuk mengajari mereka tentang perilaku yang tepat dan apa yang harus dilakukan jika seseorang melewati batas.
Kiat-kiat tersebut tentu dapat membantu anak-anak Anda tetap aman saat mereka bepergian. (*)
Editor : Syahrir Rasyid