get app
inews
Aa Text
Read Next : Perebutkan Posisi Terkaya Kedua di Dunia, Jeff Bezos dan Larry Ellison Bersaing

Pendidikan hanya Sekolah Menengah, Graeme Hart Jadi Orang Terkaya di Selandia Baru

Selasa, 02 Mei 2023 | 11:12 WIB
header img
Graeme Hart, yang saat ini dikenal sebagai orang terkaya di Selandia Baru, pernah menjadi drop out dari sekolah menengah. Foto: Ilustrasi/Dok Okezone

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Graeme Hart, yang saat ini dikenal sebagai orang terkaya di Selandia Baru, pernah menjadi drop out dari sekolah menengah atas dan bekerja sebagai tukang reparasi bodi mobil dan pengemudi truk derek sebelum menjadi seorang miliarder.

Menurut Forbes, kekayaannya saat ini mencapai 9,6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp139,44 triliun. Dia adalah pemilik Rank Group, sebuah perusahaan ekuitas swasta yang berbasis di Selandia Baru.

Mayoritas kekayaan Hart berasal dari kepemilikannya atas Rank Group, yang terdiri dari empat divisi: Produk Konsumen Reynolds, Pactiv Evergreen, Kemasan Graham, dan grup perlengkapan bangunan. Menurut Bloomberg Billionaires Index, Hart memiliki preferensi untuk membeli perusahaan yang berkinerja buruk dengan arus kas yang stabil, kemudian mengubahnya melalui pengelolaan kas yang kuat dan restrukturisasi bisnis.

Hart memulai bisnisnya dengan mendirikan Hart Printing Co. pada tahun 1976 dengan dua karyawan. Kemudian, dia membeli dan menggabungkan empat perusahaan persewaan pesta pada pertengahan 1980-an dan menjadikannya monopoli. Dia menjual bisnisnya dengan untung dan menginvestasikan hasilnya ke pakaian keselamatan.

Pada 1989, Hart membeli kantor percetakan pemerintah Selandia Baru dengan harga setengah dari nilai bukunya. Dia membiayai akuisisi ini dengan pinjaman bank. Kemudian pada 1990, dia membeli penjual buku terbesar di Selandia Baru, Whitcoulls, dan jaringan toko lainnya di Australia. Dia mengkonsolidasikan dan menjual perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan pada 1990-an.

Pada 1997, Hart membeli 20 persen saham di Burns Philip, pembuat rempah-rempah dan ragi Australia, seharga 200 juta dolar AS. Namun, perusahaan tersebut mengalami penurunan 73 persen dari bisnis rempah-rempahnya, melanggar perjanjian pinjaman. Investasi Hart menyusut menjadi sepuluh persen dari nilai aslinya dalam waktu empat bulan. Dia memimpin restrukturisasi perusahaan dan menginvestasikan 90 juta dolar AS lagi.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut